Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan pertanian ramah lingkungan yang memiliki fungsi edukasi dan wisata berbasis smart eco-brio production di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Lewat rilisnya, Rabu (18/5/2022), kerja sama ini hasil kolaborasi antara Fakultas Pertanian dengan beberapa pihak seperti Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), kelompok dan koperasi tani Delanggu.
Dekan Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada menyatakan penerapan smart eco-bio production ini sebagai upaya mendorong peningkatan produksi pertanian tanaman pangan di Klaten. "Sebagai pilot project, pemanfaatan lahan sawah seluas tiga hektar yang digunakan merupakan lahan tidur yang sudah lima tahun lebih terlantar," katanya.
Langkah ini diharapkan menjadi awal strategis pemanfaatan lahan tidur di wilayah Delanggu yang diperkirakan mencapai seluas sekitar 100 hektare dari total lahan sawah produktif sebanyak 1.170 hektare.
“Lewat sistem ini, selain mempromosikan pertanian ramah lingkungan dan hemat penggunaan sumberdaya, keberadaan lahan juga memiliki fungsi edukasi serta wisata yang bisa mendatangkan kegiatan ekonomi lain pada masyarakat," terangnya.
Pada Sabtu (13/5/2022) lalu, telah dilakukan panen bersama padi unggul lokal Klaten dengan varietas Srinuk yang merupakan pengembangan dari padi unggul lokal Rojolele. Varietas Rojolele adalah beras khas Delanggu dengan reputasi berkualitas tinggi, pulen, wangi dan bercita rasa sangat enak.
Salah satu tim dari pelaksana program ini Tri Harjaka menjelaskan, supaya kualitas tanah semakin baik dan produksi pertanian lebih optimal akan dilakukan rotasi tanaman di lahan yang dikelola Taserto seluas 3 hektare.
"Awal Juni mendatang akan ditanam kedelai sebanyak tiga jenis varietas kedelai yaitu kedelai galur harapan. kedelai hitam malika dan kedelai unggul nasional seperti Anjasmoro atau Grobogan," terang dosen pertanian ini.
Dengan penanaman berbagai varietas kedelai ini, diharapkan dari evaluasi nanti akan memperlihatkan kedelai varietas mana yang memiliki kecocokan dan produktivitas yang tinggi.
Perwakilan Manajemen Tasero Delanggu Husein, mengapresiasi hasil dari kolaborasi multipihak dalam pengembangan pertanian yang berdampingan dengan edukasi dan wisata kuliner. Kerjasama terintegrasi dari aspek hulu sampai hilir akan semakin menjamin ketahanan pangan daerah, menyediakan pangan sehat berkualitas tinggi.
Kepala BPP Delanggu Sutrisno mengatakan lahan sawah yang diujicobakan dengan varietas Srinuk dilakukan pada lahan seluas 3 hektare dengan umur panen 95 hari.
"Dilaporkan produktivitas padi Srinuk yang dibudidayakan secara organik sebesar 6,8 ton/ha gabah kering panen. Srinuk yang dibudidayakan secara konvensional memiliki produktivitas 5,2 ton per hektar," jelasnya.