Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) resmi menunjuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai tuan rumah Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023. Diselenggarakan bersama dengan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), kompetisi dilaksanakan mulai Senin-Jumat (16-20/10/2023). Sebanyak 18 tim peserta dari 16 perguruan tinggi Indonesia akan bersaing menjadi terbaik.
KJI 2023 dibuka secara resmi pada Senin (16/10/2023) malam. Ajang kompetisi ini diharapkan oleh Staf Ahli Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Bidang Manajemen Talenta Nasional, Tatang Muttaqin, menjadi wadah tepat untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Visi Indonesia 2045, di mana Indonesia ditargetkan menjadi negara berpendapatan maju, maka menjadi sangat penting melakukan upaya pencarian berlian berupa talenta muda termasuk di bidang riset dan inovasi dari seluruh Indonesia, yang jika diasah dengan baik dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," ujar Tatang.
Menurut Tatang, manajemen talenta di Indonesia didasari atas dua hal, yaitu memperluas akses dan jangkauan hingga ke pelosok Indonesia, sekaligus meningkatkan kualitas talenta tersebut. Ini diharapkan agar upaya mencari dan mengelola talenta baru dapat lebih terstruktur dan sistematis mulai dari jenjang terendah hingga tertinggi.
"Inovasi dan kreativitas menjadi esensi dari KJI 2023. Sebagai kompetisi rancang bangun jembatan maka dapat mendorong munculnya inovasi sekaligus memunculkan kesadaran atas pentingnya kualitas keamanan jembatan. Mengingat jembatan memiliki peran yang vital di Indonesia sebagai negara kepulauan yang memerlukan konektivitas. Ini pun menjadi salah satu kunci, bagaimana infrastruktur dapat membangun pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.
Bonus Demografi
Rektor UMY Gunawan Budiyanto menegaskan keberlangsungan KJI yang menjadi agenda rutin tahunan seharusnya menjadi bukti bahwa bonus demografi tidak hanya untuk dielu-elukan saja, namun harus dimanfaatkan.
"Bonus demografi yang terjadi di Indonesia harus diisi oleh tenaga muda yang memiliki kapasitas, sehingga mereka dapat ikut berpartisipasi dalam kemajuan di masa depan dan tidak hanya menjadi penonton," katanya.
Karenanya, Gunawan meminta perguruan tinggi juga memiliki tanggung jawab mempersiapkan bonus demografi dengan kualitas, kuantitas dan kapasitas yang memadai agar dapat bersaing di dunia internasional.
Ketua Panitia KJI 2023, Rifki Febriansah, menyampaikan kontes final dan penilaian akhir akan dilakukan dewan juri yang terdiri dari 14 pakar dari perwakilan Kemendikbudristek, dosen, akademisi, serta praktisi dan profesional.
Terdapat dua kategori lomba pada KJI 2023, yaitu Lomba Jembatan Rangka Baja Berskala dan Lomba Jembatan Model Rangka Pelengkung. Untuk Lomba Jembatan Rangka Baja Berskala diikuti 8 tim dari Universitas Brawijaya (UB), Universitas Jember (UNEJ), Universtitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Sedangkan Lomba Jembatan Model Rangka Pelengkung diikuti 10 tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Udayana (UNUD), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Institut Teknologi Bandung (ITB), PNJ, PNUP, UMM, dan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.