logo

Kampus

Dosen dan Mahasiswa UMM Tulis Buku Pembelajaran Pedagogi Kritis

Dosen dan Mahasiswa UMM Tulis Buku Pembelajaran Pedagogi Kritis
Ahmad Sulaiman, inisiator penerbitan buku "Pedagogi Kritis" ((EDUWARA/UMM))
Fathul Muin, Kampus01 Desember, 2021 22:15 WIB

Eduwara.com, MALANG -- Beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang bersama-sama menyusun buku dengan judul "Mencari Pedagogi Kritis" untuk mempopulerkan pembelajaran pedagogi kritis.

Inisiator penerbitan buku tersebut, Ahmad Sulaiman, menceritakan ide awal penyusunan buku bermula dari acara bedah buku di Forum Baca Kritis, komunitas yang dirintisnya. Adapun buku yang dibedah pada saat itu berjudul "Pendidikan Kaum Tertindas" karya Paulo Freire.

"Hasil dari rentetan diskusi-diskusi tersebut, munculah ide untuk menuliskan refleksi pedagogi kritis. Kemudian kumpulan tulisan tersebut dijadikan satu menjadi buku," katanya, Rabu (1/12/2021).

Tulisan-tulisan yang terkumpul, kata dia, tidak terbatas dari kalangan dosen saja. Ada pula beberapa mahasiswa yang memberikan kontribusi tulisan.

Buku tersebut bertujuan untuk mempopulerkan model pembelajaran pedagogi kritis. Model ini adalah alternatif pembelajaran yang memanusiakan para peserta didik. Juga mendorong mereka untuk aktif dalam pembelajaran yang sedang dilaksanakan. 

Hal lain yang ada dalam buku ini adalah bagaimana menentukan pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sekitar. 

"Pedagogi kritis adalah model pembelajaran alternatif yang memanusiakan peserta didik dan mendorong untuk aktif pada kehidupan sekitar, sehingga mampu menciptakan solusi dan menumbuhkan rasa empati," katanya.

Di samping itu, lanjut Ahmad Sulaiman, tujuan lain penyusunan buku adalah meluruskan makna dan pengertian dari pedagogi kritis. Mengingat makna yang selama ini tersebar di dunia maya berbeda dengan pengertian pedagogi kritis secara autentik. 

Dalam dunia maya, pedagogi kritis dipahami sebagai model pendidikan kritis terhadap kekuasaan. Karena itu, perlu ada pelurusan makna terkait pedagogi kritis ini.

Ahmad Sulaiman yang kelahiran Surabaya ini kembali menjelaskan, kendala utama dalam penerbitan buku tersebut adalah memastikan tulisan tetap pada jalur yang mengkaji pedagogi kritis.

Ada beberapa tulisan yang sedikit melenceng dari bahasan dan topik utama sehingga perlu proses penyuntingan maksimal sembari memberi kritik dan saran pada penulis.

Dia menambahkan, buku ini merupakan karya pertama dari proyek pedagogi kritis, yang rencananya akan dilanjutkan perilisan buku kedua bulan depan. Dia berharap karya ini bisa menginspirasi dosen, mahasiswa, serta masyarakat luas untuk bisa menulis buku sendiri.

"Tentu dengan adanya buku ini, saya berharap semakin meningkatnya minat mahasiswa dan dosen untuk menulis," ucapnya. 

Read Next