logo

Kampus

Emil Salim: Pandemi Covid-19, Bukti Ekosistem Terganggu, Realisasikan Komitmen SDGs

Emil Salim: Pandemi Covid-19, Bukti Ekosistem Terganggu, Realisasikan Komitmen SDGs
Emil Salim dalam webinar bertajuk “Menggagas Sinergi Kampus dan CSO untuk Pencapaian SDGs di Tingkat Nasional” di Jakarta, Rabu (1/12/2021). ((EDUWARA/Bhakti Hariani))
Redaksi, Kampus01 Desember, 2021 20:39 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia 1978-1993 Emil Salim mengatakan, pandemi Covid-19 adalah bukti ekosistem telah terganggu. Untuk itu, komitmen terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) harus segera diwujudkan.

Kelelawar yang membawa virus corona dan menularkan kepada manusia atau zoonosis merupakan peringatan kepada manusia untuk tidak merusak ekosistem di mana kelelawar hidup.

“Kita jangan ganggu mereka. Ini sudah merupakan hal yang sangat jelas untuk peringatan pada kita semua. Ingatlah juga tuntunan Alquran kepada kita selaku umat Islam untuk selalu hidup menjaga alam dan tidak merusak alam,” tutur Emil Salim dalam dalam webinar bertajuk “Menggagas Sinergi Kampus dan CSO untuk Pencapaian SDGs di Tingkat Nasional” di Jakarta, Rabu (1/12/2021).

Emil juga mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan untuk terus menaati protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. 

“Sebentar lagi libur akhir tahun datang, kita harus tetap berdisiplin untuk menaati protokol kesehatan. Jangan sampai terjadi lagi ledakan kenaikan angka kasus Covid-19,” ujar Emil yang juga pernah menerima anugerah The Leader for The Living Planet dari lembaga konservasi mandiri terbesar di dunia World Wide Fund (WFF).

Hal yang menjadi perhatian Emil saat ini selain pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir adalah kadar pencemaran karbondioksida. 

“Kita semua berkepentingan untuk menjaga agar suhu bumi tidak naik 1,5 derajat celcius. Jika gagal maka negara kepulauan seperti Indonesia ini akan mengalami dampak yang sangat besar seperti naiknya muka air laut. Negara lain apalagi yang bukan negara kepulauan, mungkin tak akan merasakan dampaknya sebagaimana yang Indonesia rasakan,” papar Guru Besar Fakultas Ekonomi UI ini.

Untuk itu, Emil meminta segenap pihak terkait untuk bekerja keras agar energi terbarukan dapat segera terwujud menggantikan energi yang selama ini bersumber dari energi fosil yang menghasilkan pembakaran yang memicu terbentuknya karbondioksida. 

“Kita bisa maksimalkan laut, matahari, dan sebagainya. Gantikan semua energi yang berasal dari fosil. Memang butuh banyak biaya tapi saya percaya kita pasti bisa,” tutur Emil.

Pria asal Minangkabau ini juga meminta pemerintah untuk giat memperluas hutan dan menyelamatkan hutan bakau serta memperbanyak tanaman mangrove.

“Sudah bukan waktunya untuk sekadar pidato tapi harus melakukan aksi nyata. Kita perbanyak penghijauan. Anak muda harus turun peduli karena kalian adalah penerus bangsa yang akan menyelamatkan Indonesia di masa mendatang,” tutur Emil. Bhakti

Read Next