Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Melalui Festival Parade Dokumenter (Paradok), berbagai karya tugas mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) diperkenalkan ke publik. Paradok menghadirkan 13 film dokumenter karya mahasiswa, luaran mata kuliah Produksi Film Dokumenter.
Dosen mata kuliah Film Dokumenter Budi Dwi Arifianto menjelaskan festival yang dilaksanakan, Rabu (12/7/2023) lalu, bertujuan untuk memberikan wadah bagi mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UMY mempresentasikan hasil karya tugas akhir mereka dalam bentuk film dokumenter kepada publik.
"Paradok berlangsung di IFI LIP Yogyakarta. Ada 13 film dokumenter karya mahasiswa, yang dikompetisikan pada tahun akademik 2022/2023," kata Budi Dwi Arifianto, Rabu (19/7/2023).
Festival ini juga melibatkan para profesional dan pelaku industri film. Beberapa pembuat film dokumenter ternama dan kritikus film diundang untuk menjadi juri dalam festival ini, di antaranya adalah ketua Paguyuban Filmmaker Jogja Agni Tirta, Director Festival Film Dokumenter Kurnia Yudha Fitranto, dan perwakilan Ethanan Film Riandhani.
"Acara ini memberi kesempatan berharga bagi para mahasiswa untuk mendapatkan umpan balik dan nasihat dari para ahli dalam bidang film dokumenter," jelas Budi.
Paradok menjadi momen spesial bagi para mahasiswa untuk merayakan prestasi dan dedikasi mereka dalam menciptakan film dokumenter yang unik, beragam, dan bermakna.
Film Dokumenter Terpilih
Film-film yang terpilih, seperti Dua Sisi untuk kategori Best Film, On Thursday untuk kategori Best Idea, The Art of Giving untuk kategori Best Editing, dan Tale of Acceptance untuk Special Mention, mendapatkan penghargaan atas prestasi luar biasa mereka.
"Lewat Paradok kami ingin mengajak masyarakat melihat betapa beragam dan kuatnya peran film dokumenter dalam menyampaikan suara masyarakat dan merespon isu-isu yang dihadapi," ungkap Budi.
Tak hanya itu, festival ini juga sebagai upaya mempromosikan talenta-talenta baru di bidang film dokumenter serta memberikan platform bagi para pembuat film muda untuk mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari publik dan industri perfilman di masa depan.
"Paradok adalah wadah yang penting bagi mahasiswa untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam berbicara tentang realitas sosial dan mendorong perdebatan serta perubahan positif dalam masyarakat," kata Budi.
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UMY, Fajar Junaedi mengatakan perayaan atas prestasi dan dedikasi para mahasiswa dalam menciptakan film dokumenter yang unik, beragam, dan bermakna menjadi penting dalam sebuah akhir perjalanan sebuah pembelajaran.
"Paradok adalah festival yang menjadi sarana untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan inspirasi, serta membangun jaringan yang berharga di dunia perfilman dokumenter, terutama bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY," pungkasnya.