logo

Kampus

Gandeng Moodco, UMM Buka Kelas Profesional Kakao

Gandeng Moodco, UMM Buka Kelas Profesional Kakao
Rektor UMM, Fauzan (tengah) bersama Owner Moodco, Lois Merry Sujiati Wijianto, pada acara penandatanganan MoU antara UMM dan Moodco terkait pembukaan Prodi Kakao di Malang, Rabu (1/12/20210. ((EDUWARA/UMM))
Fathul Muin, Kampus01 Desember, 2021 21:41 WIB

Eduwara.com, MALANG -- Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuka kelas profesional kakao di program studi (prodi) Ilmu Teknologi Pangan (ITP) dengan menggandeng PT Kakao Bhineka Sejahtera atau Moodco.  

Rektor UMM Fauzan mengatakan masing-masing prodi di UMM memang diharuskan membuka kelas profesional dengan berkolaborasi bersama dunia industri. Pemilihan sebutan 'sekolah' dibandingkan 'konsentrasi' juga memiliki alasan khusus.

"Jika menggunakan sebutan konsentrasi, hanya akan ada mahasiswa ITP UMM saja di dalamnya. Berbeda jika kita menggunakan sebutan sekolah, mahasiswa selain dari prodi ITP bisa turut serta. Begitupun dengan mahasiswa di luar Kampus Putih UMM," ujarnya di sela-sela penandatanganan MoU antara UMM dan Moodco terkait pembukaan Prodi Kakao, di Malang, Rabu (1/12/2021).

Fauzan mengapresiasi FPP yang telah membangun ekosistem berorientasi pada entrepreneurship. Sebelumnya, FPP UMM sudah mendirikan beberapa Center of Excellence (CoE), mulai dari Sekolah Unggas, Ruminansia, hingga Sekolah Udang. Kelas-kelas ini adalah fasilitas pendidikan yang juga sarana untuk menanamkan kompetensi kewirausahaan yang akan dimiliki para mahasiswa.

"Kami ingin agar nanti pada 2022, setiap prodi sudah memiliki CoE di berbagai bidang. Tidak hanya satu tiap prodi, tapi bisa lebih dari itu sehingga akan banyak opsi kelas profesional yang bisa diikuti, baik oleh teman-teman mahasiswa UMM maupun mahasiswa lain," katanya.

Dosen Teknologi Pangan UMM, Hanif Alamudin, menjelaskan kelas profesional kakao bisa diikuti oleh para mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga bisa melakukan riset bersama dosen, khususnya dalam pengembangan kakao dan produk turunannya.

"Diharapkan riset ini bisa memberikan manfaat dengan menciptakan inovasi produk. Kemudian juga hilirisasi penelitian terkait kakao serta rencana untuk membentuk sentra kakao di masa depan," ungkapnya.

Menurut Hanif, Indonesia merupakan negara penghasil coklat biji kakao nomor enam se-dunia. Sementara untuk produk kakao dan turunannya, Indonesia menempati posisi ketiga.

Karena itulah, pengembangan kakao memiliki potensi yang sangat bagus. Namun saat ini, kakao produksi nusantara tidak bisa bersaing dengan kakao-kakao lain di level internasional.

"Maka prodi membaca adanya peluang bagi saudara-saudara mahasiswa untuk berpartisipasi memajukan industri kakao. Salah satu caranya dengan menyelenggarakan kelas profesional yang dimulai sejak hari ini," tuturnya.

Read Next