logo

Kampus

Hadirkan Daging Tiruan dari Jamur, Dosen UGM Raih Prestasi Dunia

Hadirkan Daging Tiruan dari Jamur, Dosen UGM Raih Prestasi Dunia
Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, FTP UGM Rachma Wikandari meraih penghargaan Young Scientist Award dari International Union of Food Science and Technologist (IUFoST) atas penelitiannya tentang pembuatan daging dari jamur. (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus17 November, 2022 00:48 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM) Rachma Wikandari meraih penghargaan Young Scientist Award dari International Union of Food Science and Technologist (IUFoST).

Penghargaan ini diberikan pada 21th World Congress of Food Science and Technology 2022, Senin (3/11/2022) di Singapura.

Pada acara tersebut, Rachma mempresentasikan penelitiannya berjudul 'Development of Meat Substitutes from Filamentous Fungi Cultivated on Left Over Boiling Water of Tempeh Factory’ di hadapan 1.200 delegasi dari 60 negara.

"Inovasi dari penelitian ini adalah pengembangan daging buatan dari jamur benang (mikoprotein) yang ditumbuhkan dari limbah air sisa rebusan kedelai," jelas Rachma Wikandari dalam rilis yang disebar pada Rabu (16/11/2022).

Rachma menceritakan penelitiannya didasarkan pada tren saat ini di bidang pangan yang berusaha menemukan protein alternatif. Ini harus dilakukan karena diperkirakan pada 2050 jumlah manusia meningkat menjadi 9 miliar jiwa.

"Sedangkan lahan pertanian tidak bertambah, sehingga kita harus menemukan cara untuk mendapatkan makanan baru," terangnya.

Ia menerangkan, saat ini harga mikroprotein di pasaran terbilang mahal. Dengan memanfaatkan limbah air sisa rebusan kedelai, Rachma bisa menghadirkan mikroprotein berkualitas baik dengan harga murah.

"Saya memanfaatkan limbah pangan untuk makanan, sehingga dapat menangani permasalahan lingkungan dan juga meningkatkan ketahanan pangan," imbuhnya.

Strategi Tepat

IUFoST merupakan organisasi beranggotakan negara-negara yang mempunyai asosiasi profesi ahli teknologi pangan, dan World Food Congress merupakan konferensi dua tahunan IUFoST yang terbilang paling bergengsi di bidang ilmu dan teknologi pangan. Kongres tahun ini mengangkat tema "Future of Food - Innovation, Sustainability & Health".

Penghargaan Young Scientist Award diberikan kepada peneliti muda dan berada pada awal karier, yang berkontribusi pada pengembangan bidang pangan dan berpotensi menjadi pemimpin masa depan. Penilaian tidak hanya dilihat dari penelitian dan publikasi, namun juga kontribusi nyata di bidang pangan dan keaktifannya di organisasi internasional.

Rachma Wikandari menjadi peneliti Indonesia kedua yang mendapatkan penghargaan ini sejak diadakan pertama kali pada tahun 2006. Penghargaan Young Scientist Award ia terima bersama perwakilan dari tujuh negara lainnya, yaitu Singapura, Taiwan, Swiss, Selandia Baru, India, Cina, dan Swedia.

"Negara berkembang dengan segala keterbatasannya juga bisa meraih penghargaan internasional jika menggunakan strategi yang tepat, misalnya lebih menekankan pada aplikasi dan kontribusi untuk mengatasi masalah di sekitarnya dengan dampak yang besar dan mengaitkan dengan isu global," kata Rachma.

Read Next