logo

Kampus

Hasil Studi LD FEB UI, Petani Muda Sulit Mengakses Layanan Keuangan

Hasil Studi LD FEB UI, Petani Muda Sulit Mengakses Layanan Keuangan
Pemaparan hasil studi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dalam program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS). (EDUWARA/Humas UI)
Bhakti Hariani, Kampus05 Januari, 2022 18:30 WIB

Eduwara.com, DEPOK – Berdasarkan hasil studi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) terdapat 31 persen wirausahawan muda yang menghadapi kendala dalam mengakses layanan keuangan perbankan. Kondisi ini memungkinkan celah untuk mendapatkan pendampingan, seperti sosialisasi dan edukasi skema permodalan yang tersedia pada mitra lembaga keuangan.

Pemaparan studi ini dilakukan oleh Tim Peneliti LD FEB UI yang terdiri dari Endang Antarwati, Nur Hadi Wiyono, Asmanedi bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dalam program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) yang melingkupi tiga bidang yakni studi pemetaan provinsi tentang akses layanan keuangan pada empat provinsi lokasi program YESS, penilaian pasar dan rantai nilai, serta analisis pasar kerja dan pemetaan potensi pekerjaan untuk beragam profil pemuda.

Hasil studi yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 42 persen wirausahawan muda di sektor pertanian adalah kelompok yang berpotensi besar untuk didorong ke akses layanan keuangan perbankan. Selain itu, pemberi program juga perlu melakukan kolaborasi dengan mitra layanan keuangan perbankan agar penerima manfaat dapat difasilitasi dengan skema pembiayaan mikro dan atau ultra-mikro sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah dan usaha. 

“Dari hasil studi juga terungkap cara pandang pemuda terhadap usaha di bidang pertanian. Masih banyak pemuda yang memandang bahwa bekerja di bidang pertanian itu kotor, capek, dan kurang menguntungkan,” ujar Endang Antarwati dalam siaran pers yang dikirimkan Kantor Humas dan KIP Universitas Indonesia kepada redaksi Eduwara.com, Rabu (5/1/2022).

Hal ini, lanjut Endang, menandakan ketertarikan terhadap sektor pertanian masih minim. Meski demikian, sektor pertanian dianggap menguntungkan jika dililhat pada rantai nilai pemasaran dan pengolahan hasil pertanian.

“Perlu ada upaya untuk menarik petani muda di sektor pertanian dapat dilakukan dengan mendorong pemuda terlibat dalam bidang pemasaran/distribusi hasil pertanian atau pengolahan (processing). Pemerintah dapat mendorong mereka yang tertarik pada aspek budidaya, menggunakan teknologi pertanian (smartfarming) untuk meningkatkan produktivitas,” papar Endang.

Sementara itu, Nur Hadi Wiyono menuturkan, selain penerapan teknologi, jaminan pemasaran hasil pertanian perlu dikembangkan bersama mitra, perusahaan, koperasi, atau badan usaha lainnya. Berbagai upaya tersebut perlu diperkuat untuk menarik dan mendukung pemuda terlibat dalam sektor pertanian. 

Read Next