logo

Kampus

ICoSI dan UMYGrace 2025 Usung Tema Pelestarian Lingkungan Hidup

ICoSI dan UMYGrace 2025 Usung Tema Pelestarian Lingkungan Hidup
Rektor UMY Gunawan Budiyanto membuka dua konferensi internasional secara resmi, yaitu The International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) dan UMY International Graduate Conference (UMYGrace) 2025, Jumat (27/12/2024). (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Kampus28 Desember, 2024 01:30 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budiyanto membuka dua konferensi internasional secara resmi, yaitu The International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) dan UMY International Graduate Conference (UMYGrace) 2025, Jumat (27/12/2024). 

Pada tahun kesembilan penyelenggaraan , UMY menjadikan pelestarian lingkungan hidup sebagai tema besar konferensi internasional tersebut.

Wakil Rektor UMY Bidang Akademik sekaligus Steering Committee ICOSI dan UMYGrace 2025 Sukamta, mengatakan gelaran dua konferensi internasional ini merupakan bentuk komitmen Kampus ‘Muda Mendunia’ dalam mendukung riset lintas disiplin ilmu dan menciptakan kolaborasi global.

“Sejak adanya ICoSI dan UMYGrace ini, UMY telah merasakan dampak positif dengan meningkatnya publikasi ilmiah secara signifikan sejak tahun 2013 hingga 2024,” kata Sukamta saat acara pembukaan konferensi internasional di Gedung Dasron Hamid Research and Innovation Center (DHRIC) UMY.

Dahulu, lanjut Sukamta, UMY berada di peringkat 6 dalam jajaran Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA). Tetapi pada 2024, UMY telah berada di posisi teratas dalam publikasi Scopus di Yogyakarta.

ICoSI UMY 2025 akan berlangsung pada 6-7 Agustus 2025 dan kembali menghadirkan format focal conferences yang mencakup 15 bidang ilmu, di antaranya, teknologi, lingkungan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Sedangkan UMYGrace 2025 akan digelar pada 21 Agustus 2025, dan diperuntukkan bagi mahasiswa S1 dan S2 dengan fokus pada pemberdayaan generasi muda dalam dunia akademik.

“Tahun ini, UMYGrace akan mengangkat empat tema utama, yaitu ekonomi dan bisnis, sosial dan humaniora, pertanian dan rekayasa teknologi, serta kesehatan,” paparnya.

Melalui kedua konferensi internasional ini, lanjut Sukamta, UMY terus berkomitmen memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Jejaring Akademik

Konferensi-konferensi yang diselenggarakan UMY diharapkan tidak hanya mendorong kolaborasi lintas disiplin, tetapi juga memperluas jejaring akademik dan menghasilkan solusi untuk tantangan global. 

“Sehingga ke depan, menjadikan UMY sebagai pusat keunggulan riset dan inovasi yang memberikan dampak signifikan bagi Indonesia dan dunia,” katanya.

Pada bagian lain, Rektor UMY Gunawan Budiyanto, menyampaikan UMY telah membangun roadmap sejak tahun 2015 dan pada tahun 2020, UMY memasuki Roadmap Excellent Research University. Untuk mencapai visi tersebut, melalui ICoSI, setiap tahun UMY mampu menghasilkan minimal 1.000 paper yang dapat dipresentasikan.

“Sementara UMYGrace mampu menghasilkan sebanyak 400 paper dan menjadi satu-satunya konferensi khusus mahasiswa di Indonesia yang mengedepankan riset dan teknologi. Riset itu bukan hanya tentang banyaknya dokumen penelitian yang tersimpan di lemari, tetapi bagaimana hasil riset tersebut diteruskan menjadi publikasi, paten, atau perbaikan bahan ajar," jelasnya.

Gunawan menambahkan bahwa pada tahun ini, UMY akan fokus pada isu-isu terkini, seperti kerusakan lingkungan dan kemandirian energi. Menurutnya, setiap tahun, tema konferensi akan disesuaikan dengan isu-isu global yang berkembang. 

Gunawan juga berharap, dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi di luar negeri, UMY dapat memperkuat jejaring internasional dan memberikan dampak positif terhadap reputasi internasional universitas.

"Isu-isu seperti kerusakan lingkungan bersifat global dan harus ditangani secara bersama-sama. Melalui konferensi ini, kami memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk berbicara di forum internasional, sehingga riset kami tidak hanya terbatas pada ruang kelas atau laboratorium, tetapi dapat memberikan kontribusi nyata di tingkat global," pungkasnya.

Read Next