Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Tingginya risiko masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak berkebutuhan khusus membuat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan program 'A Hero Triangle'. Ini adalah program pendampingan dari dokter, guru dan orang tua siswa dalam rangka mempromosikan Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut (Dental Health Education).
Sebagai implementasinya, FKG UGM melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat yang difokuskan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Bantul selama Agustus sampai Oktober 2022.
Ketua pelaksana kegiatan Leny Pratiwi Arie Sandy pada Rabu (26/10/2022), menjelaskan kegiatan ini memiliki tujuan utama menciptakan kemandirian bagi siswa berkebutuhan khusus, dan juga orang tua mereka, menggunakan pendekatan yang inovatif.
"Program ini merupakan langkah konkrit di dalam usaha peningkatan kesehatan gigi dan mulut sejak dini bagi individu berkebutuhan khusus, serta sebagai salah satu bentuk tindakan promotif dan preventif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut," kata Leny Pratiwi.
Dipaparkannya, anak-anak berkebutuhan khusus merupakan kelompok berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut. Mereka membutuhkan bantuan dan kerja sama dengan orang lain dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Menyadur data jumlah penyandang disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta, disebutkan anak pada kisaran umur 15-17 tahun menempati posisi terbanyak. Dari angka itu, penyandang kedisabilitasan yang berusia 0-18 tahun sebanyak 2.075 anak.
"Berdasarkan jumlah tersebut menunjukkan cukup tingginya anak berkebutuhan khusus yang perlu diperhatikan," jelasnya.
Kolaborasi
Mengambil tema program 'A Hero Triangle: Pelopor Pemberdayaan Guru, Orang Tua dan Anak Special Needs Peduli Kesehatan Gigi dan Mulut, tim educator yang terdiri atas mahasiswa dan dosen Prodi Spesialis Kedokteran Gigi Anak dan Prodi Hygiene Gigi memberi pemaparan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus menjadi salah satu aspek penting dari seluruh kesehatan yang mampu menunjang kualitas hidup anak berkebutuhan khusus.
Terutama pada tenaga kesehatan non profesional yang dapat diberdayakan dari hasil kolaborasi orangtua, guru dan siswa untuk memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak berkebutuhan khusus. Ketiganya ini diharapkan nantinya menjadi kader kesehatan gigi dan mulut.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Suryono saat pelantikan kader 'A Hero Triangle' pada 18 Oktober lalu bangga dengan digelarnya pelatihan pada program pengabdian masyarakat.
Sedangkan menurut Kaprodi Spesialis Kedokteran Gigi Anak Indra Bramanti, program di SLBN 1 Bantul ini dapat menjadi pilot project pembentukan kader kesehatan gigi dan mulut pada anak dan individu berkebutuhan khusus untuk mempromosikan Dental Health Education (DHE).
"Sehingga cita-cita ke depan, angka penderita gangguan kesehatan gigi dan mulut anak dan individu berkebutuhan khusus di Indonesia dapat menurun," tuturnya.
Menurut Indra Bramanti, cita-cita ini dapat dicapai dengan aktifnya tiga komponen, yakni guru, orang tua, dan anak yang dapat menciptakan kemandirian bagi setiap elemen yang berkaitan dengan anak tentang kesehatan gigi.