logo

Kampus

Lawan Gangguan Bipolar, Gayuh Jadi Wisudawan Terbaik UGM

Lawan Gangguan Bipolar, Gayuh Jadi Wisudawan Terbaik UGM
Mlathi Anggayuh Jati berhasil menjadi wisudawan terbaik dari Fakultas Psikologi UGM saat pelaksanaan Wisuda UGM bagi 1.852 mahasiswa, pada November 2023. Meski selama kuliah harus berjuang melawan gangguan bipolar, Mlathi Anggayuh Jati berhasil membukukan IPK 3,9 (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus21 Desember, 2023 20:59 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Mlathi Anggayuh Jati berhasil menjadi wisudawan terbaik dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) saat pelaksanaan Wisuda UGM bagi 1.852 mahasiswa, pada November 2023. Meski selama kuliah harus berjuang melawan gangguan bipolar, Mlathi Anggayuh Jati berhasil membukukan IPK 3,91.  

”Sejak awal tahun 2020, saya didiagnosis gangguan bipolar dan harus mengikuti serangkaian terapi pengobatan dengan psikiater dan psikolog,” kata Mlathi Anggayuh Jati, dilansir Kamis (21/12/2023).

Gayuh, sapaan akrab Mlati Anggayuh Jati, menjelaskan kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya. Sebab, pada waktu-waktu tertentu ia seringkali kesulitan mengelola diri dan membagi waktu untuk kuliah. Beberapa kali, ia harus mengikuti kelas online dari rumah sakit karena menunggu antrian obat.

Tak jarang pula Gayuh harus mengerjakan tugas kuliah dan tugas-tugas lain saat menunggu antrian periksa dokter. Sesi diskusi, kerja kelompok, ataupun pengerjaan tugas dan persiapan lomba tetap diikuti Gayuh, bahkan ketika sedang menjalani rawat inap di rumah sakit.

“Pertarungan merupakan cara tetap termotivasi dan tetap melangkah walaupun kondisi sedang tidak optimal. Saya berusaha terbuka kepada orang-orang mengenai sakit dan berusaha mengkomunikasikan kondisi tersebut dengan sebaik mungkin,” terangnya.

Dukungan orang-orang di sekelilingnya, mulai keluarga, teman-teman, para dosen dan pengajar di Fakultas Psikologi UGM, semakin memantapkan langkah Gayuh. Ia bersyukur karena mereka sangat suportif.

Rawat Jalan

Gayuh mengaku ingin terjun ke dunia pendidikan inklusi. Selain kuliah, ia juga berkegiatan di Divisi Pendidikan dan Kompetensi yang bermanfaat untuk mempelajari diri sendiri. Tak heran jika banyak anggapan, mahasiswa Psikologi itu belajar sembari rawat jalan. Ia sangat bersemangat saat mendapat materi baru di perkuliahan.

”Saya merasa antusias setiap ada materi baru karena materi tersebut bisa direfleksikan ke dalam kehidupan saya sendiri dan menjelaskan banyak hal yang terjadi di sekeliling saya. Sesederhana mengetahui bagaimana saya mengingat suatu peristiwa, bagaimana saya mengenal bahasa, bagaimana saya memproses emosi, dan bagaimana saya membuat keputusan, bisa dijelaskan lewat materi-materi di Psikologi,” terangnya.

Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Gandes Retno Rahayu, mengatakan capaian prestasi akademik yang diraih Galuh membuktikan besarnya daya juang perempuan dalam meraih pendidikan.

”Saya mengapresiasi para wisudawan perempuan yang berhasil mencapai tangga pendidikan yang lebih tinggi, yaitu jenjang pendidikan Sarjana dan Diploma IV ini. Saya yakin setiap wisudawan perempuan memiliki cerita perjuangannya masing-masing dalam meraih pendidikan,” pungkasnya.

Read Next