logo

Kampus

Lulusan FAPET UGM Ingin Kembangkan Peternakan Sapi di Papua

Lulusan FAPET UGM Ingin Kembangkan Peternakan Sapi di Papua
Papuana Rosalia Petegau, lulusan FAPET UGM yang diwisuda pada Rabu (20/11/2024), bertekad mendedikasikan ilmunya untuk kemajuan peternakan sapi di daerah asalnya. (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus22 November, 2024 20:50 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Diwisuda pada Rabu (20/11/2024), lulusan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (FAPET UGM) Yogyakarta, Papuana Rosalia Petegau, bakal mendedikasikan ilmunya untuk kemajuan peternakan sapi di daerah asalnya.

“Sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar FAPET UGM. Saya banyak belajar dari para dosen dan teman-teman di sini,” kata Papuana Rosalia Petegau, dilansir pada Jumat (22/11/2024).

Papuana yang berasal dari Mappi, Papua Selatan ini mengakui tidak semua orang bisa menempuh studi di UGM. Apalagi, mereka yang berasal dari daerah luar Jawa seperti Papua. Maka saat diterima masuk melalui jalur Ujian Mandiri tahun 2020 silam, Papuana sangat bersyukur.

Semangat dan tujuan Papuana kuliah di FAPET UGM cukup sederhana, yaitu mencari ilmu bagaimana memelihara sapi dengan baik. Hal ini cukup beralasan karena di daerahnya ternak sapi tidak terurus dengan baik.

“Sapi dibiarkan saja tidak diurus dan mencari makan seadanya. Kalau sakit, ya akhirnya mati. Untuk itu saya tertantang untuk mencari ilmu bagaimana memelihara sapi dengan benar,” imbuhnya.

Riset Sapi Potong

Tidak mudah memang untuk bisa masuk UGM pada saat itu. Tahun 2019, Papuana harus rela mengikuti les privat beberapa mata pelajaran di Yogyakarta selama 1 tahun, sebelum akhirnya pada tahun 2020 diterima di FAPET UGM.

Perihal bahasa, kata Papuana, merupakan salah satu tantangan saat ia studi di FAPET UGM. Ia harus banyak belajar dan bertanya kepada teman-teman mahasiswa lainnya.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FAPET UGM, R Ahmad Romadhoni Surya Putra, menilai Papuana Rosalia Petegau merupakan mahasiswa yang aktif berorganisasi. Papuana juga rajin di lapangan, terutama terkait dengan riset sapi potong.

“Kami hanya bisa berharap nantinya Papuana bisa menerapkan ilmunya untuk mengembangkan peternakan di Papua,” katanya.

Dikatakan Ahmad, FAPET UGM terbuka untuk siswa dari daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T). Pada sisi lain, Indonesia Timur adalah lumbung pangan dari hewan masa depan yang sangat terbuka untuk dikembangkan.

Read Next