logo

Kampus

Mahasiswa UMM Dilatih Psikososial agar Siap Diterjunkan ke Daerah Bencana

Mahasiswa UMM Dilatih Psikososial agar Siap Diterjunkan ke Daerah Bencana
Pemateri Pelatihan Psikososial Dasar, Muhammad Fath Mashuri, saat menyampaikan materi, Sabtu (27/11/2021). ((EDUWARA/UMM))
Fathul Muin, Kampus02 Desember, 2021 22:45 WIB

Eduwara.com, MALANG -- Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendapat pelatihan Psikososial Dasar agar siap jika diterjunkan ke daerah bencana karena potensi bencana di Indonesia cukup tinggi.

Perwakilan Laboratorium Psikologi Terapan LPT Psikososial UMM Alifah Nabilah Masturah menyampaikan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas mahasiswa Fakultas Psikologi mengenai kesiapsiagaan bencana dan layanan dukungan psikososial untuk penyintas karena potensi bencana Indonesia yang cukup tinggi.

"Kami ingin agar para peserta bisa menyerap banyak wawasan dan pengetahuan baru sehingga sudah siap ketika diminta menjadi bagian dari dukungan psikososial. Kami juga berharap agar pelatihan ini bisa menumbuhkan semangat siap, tanggap, dan tangguh bencana," ujarnya, Kamis (2/12/2021).

Pada agenda pelatihan yang berlangsung Sabtu (27/11/2021), ada enam materi yang disampaikan kepada para peserta, yakni terkait self-care dan kode etik relawan serta kesehatan mental dan layanan dukungan psikososial.

Adapula dasar-dasar asesmen, teori dan praktik dukungan psikologis awal serta teknik pelaporan. Terakhir, para peserta juga dibekali dengan pemahaman mengenai teknik fasilitasi. 

Salah satu pemateri, Adib Asrori mengatakan sebelum membantu orang lain, maka hal pertama yang perlu disadari adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis diri sendiri. Mahasiswa harus sudah menyiapkan diri fisik dan mental, sehingga bisa memberikan manfaat maksimal kepada orang lain.

"Be mindful and take care of yourself first. Setelah itu baru teman-teman bisa memberikan bantuan ke sesama," tuturnya.

Pemateri lain, Muhammad Fath Mashuri, menjelaskan mengenai dasar-dasar asesmen. Tahap ini menjadi dasar untuk pendampingan psikologis penyintas lebih lanjut. 

Menurut dia, ada beragam metode dan instrumen dalam melakukan asesmen dalam situasi bencana. Salah satu instrumen yang bisa digunakan, yakni orientasi komunal masyarakat setempat. Jenis ini mengungkap kapasitas masyarakat setempat untuk saling membantu dan menjaga di masa krisis pasca bencana.

Salah satu peserta, Baiq Santi Ayu Safitri merasa senang bisa mengikuti pelatihan dasar psikososial hingga akhir. Banyak manfaat yang bisa diserap, mulai dari menjadi relawan yang baik hingga teknik-teknik psychological first aid.

"Apalagi para pemateri yang dihadirkan adalah mereka yang sudah berpengalaman terjun langsung dalam situasi bencana serta komunikatif sehingga membuat kami nyaman dalam mengikuti pelatihan," ungkapnya. 

Read Next