Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Staf ahli Wakil Presiden, Mohammad Nasir, mendesak perguruan tinggi untuk segera mempercepat perkuliahan online dan digitalisasi. Perkuliahan online tidak bisa ditunda karena pertaruhannya bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga perkembangan teknologi.
Hal ini disampaikan Nasir yang pernah menjabat Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dalam webinar yang diselenggarakan SEVIMA. Nasir menjadi narasumber bersama Rektor Universitas Siber Asia Jang Youn Cho PhD dan Direktur SEVIMA Ridho Irawan dengan peserta Komunitas SEVIMA.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memaksa kampus kembali menggelar kuliah secara online, meskipun tidak sedikit kampus merasa ragu karena kuliah online tak semudah bayangan.
"Saya mengajak kampus segera menghancurkan tembok penghalang kesulitan pembelajaran daring. Kuliah online tidak bisa ditunda karena pertaruhannya bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga perkembangan teknologi," katanya, Rabu (16/2/2022).
Dalam pandangannya, mempercepat kuliah online, digitalisasi perguruan tinggi, serta mengintegrasikan seluruh sistem informasi melalui university activities, hal ini bisa menyelesaikan masalah besar perguruan tinggi yang terdiri dari menghindari penyebaran virus, menghadirkan akses yang inklusif, dan menghadirkan pendidikan yang berkualitas untuk semua.
"Momentum pandemi Covid-19 ini menjadi berkah tidak terduga (blessing in disguise), jika kita bisa manfaatkan untuk kemajuan pendidikan," jelas Nasir
Sayangnya, banyak kampus melihat perkuliahan online sebagai perkuliahan dengan jarak (distance learning ). Sehingga, cara mengajarnya sama persis dengan ketika kuliah dilakukan secara offline, namun medianya saja dipindahkan secara online.
"Cara mengajarnya masih sama seperti menggunakan papan tulis. Mahasiswa datang, dosen datang, di waktu yang sama, mendengarkan materi di jam yang sama, melihat layar berjam-jam sampai ada keluhan matanya terasa perih. Ini bukan kuliah online, ini hanya memindahkan kuliah dengan media komunikasi!" jelasnya.
LMS
Percepatan kuliah online bisa dengan menerapkan kuliah online yang terintegrasi atau biasa disebut sistem Learning Management System (LMS). Dengan sistem LMS, dosen bisa berbagi materi, menyelenggarakan kuis dan ujian, serta merekap nilai dan melaporkannya dalam sekali klik.
LMS ini memberikan wadah bagi mahasiswa dan dosen melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung (Synchronous) atau komunikasi terjadwal (asynchronous).
"Tidak jadi soal, dosen dan mahasiswa tidak ketemu di waktu yang sama. Dosen cukup merekam penjelasannya dan mengunggah soal kuis, lalu mahasiswa bisa mengakses rekaman dan mengerjakan kuis kapan saja," ungkapnya.
Dirinya lantas mencontohkan University of Agder di Norwegia yang telah menyelenggarakan kuliah online terintegrasi dan bisa diikuti puluhan ribu mahasiswa dari penjuru dunia. Kampus ini bahkan mengajarkan bedah saraf dengan metode kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), di mana mahasiswa bisa menggunakan alat yang menampilkan seolah-olah mereka sedang melakukan operasi bedah secara nyata.
Rektor Universitas Siber Asia, yang juga Rektor asing pertama di Indonesia, Jang Youn Cho mengisahkan bagaimana perkuliahan online sukses dia lakukan di kampus dalam konteks Indonesia. Menggunakan Sistem Akademik berbasis Awan (siAkad cloud), Universitas Siber Asia bermitra dengan puluhan institusi publik maupun swasta di Indonesia hingga mancanegara untuk mengembangkan perkuliahan online yang terintegrasi.
Direktur SEVIMA Ridho Irawan menceritakan bagaimana lebih dari 700 kampus se-Indonesia yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA telah menggunakan Sistem Akademik berbasis Awan (siAkad cloud). Tantangan dalam penerapan sistem sangat beragam.
"Tapi dengan semangat bersama merevolusi pendidikan tinggi, kuliah online yang terintegrasi bisa dilakukan siapa saja dan di mana saja di seluruh Indonesia. Dengan begitu kualitas pendidikan bisa dilakukan secara merata di seluruh penjuru negeri," jelasnya.