Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, BANDUNG—Kalangan mahasiswa perlu diberi ruang agar mau terjun menjadi pengusaha lewat kemudahan proses perizinan.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bahlil Lahadalia saat memberikan Kuliah Umum Peran Milenial dalam Peningkatan Investasi Indonesia yang digelar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran secara virtual, Rabu (16/2/2022).
Dia mengatakan, pemerintah mendorong peningkatan jumlah pengusaha di Indonesia yang saat ini berkisar 3,4 persen. Salah satu target yang dibidik untuk menjadi pengusaha adalah kelompok milenial, termasuk mahasiswa.
“Kita dorong ruang untuk teman-teman mahasiswa masuk menjadi pengusaha. Saat ini jumlah pengusaha baru 3,4 persen. Kalau Indonesia mau jadi negara maju, jumlah pengusahanya harus double digit,” kata Bahlil seperti dikutip dari situs resmi Unpad, Rabu (16/2/2022).
Dia menambahkan, ada banyak tantangan yang harus dibereskan saat mendorong milenial menjadi pengusaha. Di tahap awal pun, pengusaha telah dihadapkan pada tantangan di soal perizinan.
Menurutnya, setidaknya ada empat aspek yang diinginkan pengusaha dalam hal perizinan, meliputi kepastian mendapatkan izin, kecepatan mendapatkan izin, kemudahan dan efisiensi dalam mendapatkan izin, serta transparansi perizinan.
Diakui Bahlil, selama ini proses perizinan di Indonesia cukup berbelit. Kondisi ini dinilai menjadi bumerang, khususnya bagi milenial, saat akan terjun menjadi pengusaha. Ujung-ujungnya, milenial kembali banting setir menjadi pekerja. “Bagaimana milenial bisa menjadi pengusaha kalau negara tidak hadir memberikan ruang bagi mereka,” ujarnya.
Karena itu, Pemerintah berupaya menghilangkan stigma susahnya mengurus izin usaha. Bahlil Lahadalia menjelaskan, melalui Undang-undang Cipta Kerja, pemerintah telah menyusun konstruksi perizinan terintegrasi berdasarkan sistem elektronik (OSS).
Melalui sistem tersebut, perizinan usaha tidak lagi harus menghadap pejabat di kota/kabupaten, tetapi cukup dengan aplikasi. Selain itu, mahasiswa juga bisa langsung mendapatkan akses pembiayaan di perbankan melalui aplikasi tersebut.
“Semua kita berikan kemudahan, sehingga mahasiswa dengan aplikasi tersebut sudah bisa punya perusahaan,” kata Bahlil.
Bahlil Lahadalia juga menuturkan, menjadi pengusaha tidak hanya yang berlatar belakang pendidikan ekonomi saja. Seluruh bidang ilmu bisa menjadi pengusaha asalkan punya keberanian, intuisi, gagasan yang mampu meyakinkan orang lain, daya juang tinggi, serta karakter yang bagus.
“Itu modal yang paling besar untuk menjadi pengusaha,” tuturnya.