Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA – Mendongeng tidak sekadar efektif untuk menyampaikan nilai-nilai moral kepada anak, kegiatan tersebut juga cukup efektif untuk pembentukan karakter dan melejitkan potensi anak.
Hal itu disampaikan staf pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) INSIDA Jakarta Meity H Idris pada webinar bertema Lejitkan Potensi Anak dengan Mendongeng, Rabu (10/11/2021).
Berkolaborasi dengan komunitas Damar Kanca Wingking, Sinau Bareng dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIT INSIDA, webinar diikuti oleh 79 pendidik, calon pendidik dan pegiat PAUD dari seluruh Indonesia.
“Mendongeng merupakan salah satu cara pembelajaran yang cukup menarik. Mendongeng juga cukup efektif untuk melejitkan potensi anak. Guru bisa memilih kegiatan mendongeng dalam proses pembelajaran, terlebih pada masa pandemi seperti sekarang ini,” kata Meity seperti dikutip dalam siaran pers yang dikirim ke redaksi Eduwara.com, Sabtu (13/11/2021).
Menurut Meity, setidaknya ada enam potensi anak yang dapat berkembang dari kegiatan mendongeng, di antaranya anak dapat memperoleh pengetahuan. Kegiatan mendongeng juga mampu memperkuat imajinasi anak dan mendorong minat baca dalam diri anak.
“Mendongeng juga bisa merangsang proses pemikiran kritis pada anak secara optimal. Penguatan nilai-nilai moral, penanaman nilai-nilai baik dan pembentukan karakter pada anak juga bisa dilakukan melalui kegiatan mendongeng,” kata Meity.
Meski merupakan salah satu cara pembelajaran yang menarik bagi anak, mendongeng mensyaratkan sejumlah kompetensi bagi para pelakunya. Para pendongeng maupun pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik atau paham tentang proses belajar.
Para pendidik dan pendongeng juga harus memiliki kompetensi kepribadian seperti menjadi idola anak.
“Mereka juga harus punya kompetensi profesional seperti kreatif dan inovatif. Para pendongeng dan para guru juga harus memiliki kompetensi sosial, yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif,” paparnya.
Tak hanya itu, pendongeng dan pendidik juga harus menguasai bahan atau materi yang akan didongengkan. Mereka harus memiliki kemampuan teknis dalam membaca secara ekspresif, baik meliputi nada, intonasi, jeda dan tepat dalam pelafalan.
“Pendongeng juga harus memiliki kemampuan mengekspresikan karakter dalam dongeng dan dapat memosisikan diri dalam dongeng yang dibacakan agar menarik,” pungkas Meity.