logo

Kampus

Kemendikbudristek Dorong Universitas Kuasai Teknologi

Kemendikbudristek Dorong Universitas Kuasai Teknologi
Kampus UGM ((Humas UGM))
Setyono, Kampus12 November, 2021 15:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Dirjen Dikti Kemendikbudristek Nizam mendorong Universitas Gadjah Mada (UGM) serta perguruan tinggi lain lebih banyak bekerja sama dengan industri guna menghasilkan produk inovasi yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

"Sebab perguruan tinggi bukanlah sebuah pabrik yang harus berkompetisi di pasar dunia usaha. Namun demikian, kerja sama dengan industri dimulai dari sejak awal pengembangan riset hingga menghasilkan produk  akhir berupa sebuah karya inovasi baru," katanya, Jumat (12/12).  

Hal ini disampaikan Nizam saat menjadi pembicara kunci dalam Diskusi Senat Akademik UGM dan Kemendikbudristek dalam penguatan program kerja Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat  dan Publikasi.

"Tugas kita di kampus meneliti dan menghasilkan inovasi. Kerja sama dengan industri sangat diperlukan agar Indonesia berkedaulatan dalam penguasaan teknologi. Saat ini Indonesia masih bergantung dengan produk impor," lanjutnya.

Indonesia, menurut Nizam, pernah unggul saat menerbangkan pesawat sendiri 26 tahun lalu sebagai karya anak bangsa. Setelah ini tidak terbang kembali. Belum lagi kesenjangan transformasi sosial, saat ini Indonesia sangat bergantung pada impor, alat-alat kesehatan 95 persen impor dan bahan baku obat 100 persen impor.

Rendahnya penguasaan teknologi ini, menurut Nizam, menyebabkan peringkat indeks pembangunan manusia kita berada  di bawah rata–rata global yang berada di peringkat 107 dari 189 negara. Sementara tingkat daya saing kita berada di peringkat 40 dari 140 negara.

"Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan daya saing bangsa tersebut.  Jika kita masih bergantung pada impor maka yang paling bersalah adalah perguruan tinggi. Karenanya kita harus menghasilkan calon pemimpin masa depan yang unggul, kreatif dan berdaya saing," katanya.

Riset

Pada bagian lain, Rektor UGM Panut Mulyono, mengatakan UGM akan lebih banyak mendorong berbagai riset dasar, riset bidang sosial humaniora dan riset multidisiplin. Saat ini riset menonjol lebih didominasi bidang saintek kesehatan karena mampu menghasilkan produk aplikatif dan bisa dimanfaatkan.

"Saya kira penelitian bidang humaniora sangat penting karena bisa menjadi masukan bagi negara dalam pengambilan kebijakan. Jangan sampai kebijakan yang diambil secara nasional melampaui tingkat kebudayaan masyarakat kita," katanya.

Selain itu, lanjut Panut, UGM akan mendorong riset dalam bidang ilmu-ilmu dasar sehingga paling tidak nantinya bisa menghasilkan teori baru dalam bidang sains.

UGM juga akan memfasilitasi penelitian dan inovasi baru agar muncul terobosan baru bidang sains. Dia berharap setidaknya ke depan ada penerima nobel dari UGM yang bisa mengembanggakan teori baru yang menjadi pengarah dari sebuah pengajuan ilmu pengetahuan.

Ketua Senat Akademik (SA) UGM Sulistiowati, memaparkan diskusi dengan Kemendikbudristek diharapkan dapat menyelaraskan penyusunan program kerja senat akademik bidang penelitian, pengabdian dan publikasi dengan program kerja yang ada di Kemendikbud Ristek. 

Read Next