logo

Kampus

Penelitian Baterai Charge Kereta UMY Didanai Kemenkeu

Penelitian Baterai Charge Kereta UMY Didanai Kemenkeu
Ketua Tim Penelitian Prodi Teknik Elektro (TE) UMY Ramadoni Syahputra menjelaskan tentang keberhasilan timnya mendapatkan pendanaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), untuk riset tentang pengembangan baterai charge khusus kereta api. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Kampus08 Januari, 2022 18:54 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Proyek penelitian program studi Teknik Elektro (TE) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tentang pengembangan baterai charge yang dikhususkan untuk kereta api mendapatkan pendanaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Pendanaan Riset Inovatif Produktif (RISPRO) Invitasi digunakan untuk mendukung pengembangan pembuatan kereta api hybrid, operasi mesin penggerak dengan sistem diesel dan listrik milik PT Industri Kereta Api (INKA).

Ketua tim penelitian Ramadoni Syahputra senang atas keberhasilan timnya mendapatkan undangan dari Kemenkeu untuk mendapatkan pendanaan riset dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

"Kami sebelumnya sudah mengirimkan proposal pada 2016 dan 2019. Namun prosesnya terhenti di seleksi substantif karena mitra dianggap belum memenuhi kriteria. Pendanaan riset LPDP ini sangat bergengsi di kalangan akademisi," katanya, Sabtu (8/1/2022).

Dalam penelitian ini UMY digandeng PT INKA sebagai mitra penelitian pembuatan produk kereta api hybrid

“Dengan tema besar kendaraan listrik, kami menganalisa apa yang dibutuhkan PT INKA melalui proposal,” katanya.

Di program ini, Doni menyebut UMY menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta yang terlibat dalam proyek kereta api milik PT INKA.

"Ini membuktikan bahwa UMY mempunyai kualitas yang setara dengan perguruan tinggi negeri lainnya yang memang sudah memiliki reputasi yang diperhitungkan," tegasnya dengan bangga.

Pengembangan kereta hybrid oleh PT INKA dilihat sebagai inovasi yang bagus. Pasalnya saat ini kereta listrik digunakan untuk perjalanan jarak pendek sedangkan untuk perjalanan jarak jauh menggunakan kereta bertenaga diesel.

Dengan keberadaan bahan bakar solar yang habis jika dipakai terus menerus dan mencemari udara, penelitian ini menjadi penting. Memiliki durasi pembuatan hampir satu tahun untuk kereta bertenaga diesel, PT INKA menilai produksi kereta yang tinggi tidak efektif.

"Karenanya mereka menggandeng perguruan tinggi dalam melakukan riset. Ini merupakan konsorsium riset atau penelitian yang melibatkan banyak perguruan tinggi," jelas Doni.

Oleh PT INKA, UMY diminta menciptakan alat charger baterai untuk kereta. Charger baterai ini digunakan untuk pengoperasian system control dan alat kelistrikan yang ada di kereta.

Read Next