Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA—Penyediaan jutaan lapangan kerja baru tiap tahun menjadi tantangan paling berat dalam era bonus demografi, di mana jumlah kelompok usia produktif lebih besar dari jumlah kelompok usia non-produktif.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat menjadi narasumber pada Kuliah Umum Sekolah Pascasarjana UHAMKA secara virtual, Sabtu (5/3/2022).
Muhajir menambahkan, tantangan dunia kerja semakin berat seiring dengan era bonus demografi. Dia mengutip data statistik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 2020, dimana angka kasar perkiraan lulusan SMA sebanyak 3,6 juta pertahun, dan yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi hanya 1,3 juta lebih. Adapun, tiap tahunnya, perguruan tinggi meluluskan 1,3 juta mahasiswa.
“Dari total data tersebut, paling tidak negara harus menyediakan lapangan pekerjaan baru hingga 2 juta pertahun, dan inilah tantangan paling berat tentunya dengan bonus demografi,” tambahnya seperti dikutip dari situs resmi Kemenko PMK, Sabtu (5/3/2022).
Maka dari itu, lanjutnya, sebagai upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam menyongsong bonus demografi di era digital, kelompok usia produktif harus dibekali dengan keterampilan yang mampu mengembangkan potensi diri, baik sebagai pegawai maupun pengusaha.
“Jika bonus demografi berhasil meningkatkan angka kerja maka kita akan bisa menjadi negara maju, tapi ancamannya ada aging-population, Indonesia sangat rawan kalau kita tidak bisa melewati era bonus demografi,” ujarnya.
Muhajir menambahkan, membangun SDM yang berkualitas bukan pekerjaan yang ringan. Pemerintah telah menyiapkan suatu konsep strategi pembangunan SDM dalam upaya menghadirkan SDM Unggul yang dikembangkandengan mencakup semua tahapan kehidupan manusia dan berproses terus-menerus.
Penyiapan SDM unggul dimulai dengan memastikan kondisi kesehatan pranikah, intervensi masa kehamilan, asupan gizi pada periode anak-anak hingga pendidikan dasar dan menengah, serta menyediakan program pelatihan untuk mempersiapkan seseorang memasuki dunia kerja, dan meningkatkan kompetensi ataupun mendapatkan keterampilan baru.
“Kelompok usia produktif juga harus memiliki penghasilan yang cukup dan bisa menabung, sehingga berkontribusi dalam meningkatkan tabungan nasional sebagai modal penting pembangunan. Ancamannya kalau nanti yang produktif menjadi lansia, kalau dia ketika usia produktif tidak melakukan hal yang produktif, tidak punya tabungan dan lainnya dan itu akan membebani negara,” jelasnya.
Karenanya, lanjut Muhadjir, diperlukan implementasi masif pelaksanaan Perpres 72/2021, agar angka stunting menurun melalui penanganan yang komprehensif; pengendalian berbagai jenis penyakit, dan merealisasikan imunisasi dasar lengkap.
Momentum bonus demografi juga harus disertai penumbuhan pusat-pusat ekonomi baru yang disinkronkan dengan pengembangan pendidikan vokasi; memberi peran lebih banyak pada wanita; serta menambah skill usia produktif sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.