logo

Sekolah Kita

Peringati Hari Disabilitas Internasional, Siswa SLBN Karanganyar Ikuti Workshop Mural Stencil and Brush

Peringati Hari Disabilitas Internasional, Siswa SLBN Karanganyar Ikuti Workshop Mural Stencil and Brush
Siswa SLBN Karanganyar dalam Workshop Mural Stencil and Brush yang diselenggarakan oleh Solo is Solo Street Art, Kamis (1/12/2022). (EDUWARA/K. Setia Widodo)
Redaksi, Sekolah Kita02 Desember, 2022 07:58 WIB

Eduwara.com, SOLO – Lebih dari 50 siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Karanganyar mengikuti Workshop Mural Stencil and Brush, Kamis (1/12/2022) di Koridor Gatot Subroto dan Trotoar Pasar Pon, Jalan Slamet Riyadi, Solo. 

Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Solo is Solo Street Art itu diadakan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional.

Guru SLBN Karanganyar, Rio Okta Pradika mengatakan kegiatan itu bertema Diversity Privilege dan bermaksud mengangkat keistimewaan dari suatu perbedaan.

"Anak-anak penyandang disabilitas itu memiliki keistimewaan yang berbeda dari orang lain. Misalnya, hak istimewa pada fasilitas umum dan juga pembelajaran yang diberikan kepada mereka," kata Rio Okta Pradika kepada Eduwara.com, Kamis (1/11/2022) di sela-sela acara.

Rio menambahkan, pembelajaran seni rupa di SLB masih berkutat pada hal teknis seperti bentuk visual yang mengarah kepada bentuk realis. Oleh karena itu, siswa diajak untuk mengikuti acara tersebut untuk memberi referensi terkait visual pada lukisan.

"Ini memberi referensi pada siswa bahwa visual lukisan tidak harus realis namun bisa bermacam bentuk dan kreasi sesuai dengan kreasi mereka," jelas Rio, yang juga anggota Solo is Solo Street Art itu.

Menurut Rio, kegiatan tersebut juga berdampak pada kepercayaan diri siswa. Mengingat pelaksanaan berada di ruang publik di mana mereka bisa lebih berbaur dengan masyarakat umum.

Melalui peringatan Hari Difabel Internasional, Rio berharap para siswa tetap bisa bebas berkreasi. Selain itu, stigma terhadap penyandang disabilitas juga berkurang.

Menurut dia, anak-anak penyandang disabilitas mampu dan bahkan memiliki kemampuan lebih, karena mereka memiliki keistimewaan.

"Misalnya anak pengidap autisme memiliki daya ingat yang lebih daripada anak biasa. Oleh karena itu, masyarakat juga harus menyadari jika penyandang disabilitas juga mampu untuk bermasyarakat," terang dia.

Salah seorang siswi, Kusumawardani mengaku senang mengikuti acara tersebut. Siswi kelas X SLBN Karanganyar itu menggambar bebek menggunakan cat pylox. Tak hanya mengikuti workshop, dalam kesempatan itu terdapat juga pementasan yang dilakukan oleh siswa berupa bermain musik dan juga menari. (K. Setia Widodo)

Read Next