logo

Kampus

Perkuat Identitas Pangan Indonesia, Tiga Guru Besar UGM Luncurkan 12 Buku Seri Kuliner Nusantara

Perkuat Identitas Pangan Indonesia, Tiga Guru Besar UGM Luncurkan 12 Buku Seri Kuliner Nusantara
Diskusi Buku Pesona Cita Rasa Indonesia di Auditorium FTP UGM, Sabtu (24/8/2024). Tiga guru besar FTP UGM, yaitu Murdijati Gardjito, Umar Santoso, dan Eni Harmayani, meluncurkan kembali buku seri mengenai keberagaman kuliner nusantara bertajuk ‘Buku Pesona Cita Rasa Indonesia’. Sebanyak 12 buku seri kuliner terbaru yang diluncurkan secara resmi pada Sabtu (24/8/2024), melengkapi tiga buku seri kuliner yang sebelunya telah diluncurkan pada tahun lalu. (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus27 Agustus, 2024 22:02 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Tiga guru besar Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yaitu Murdijati Gardjito, Umar Santoso, dan Eni Harmayani, meluncurkan kembali buku seri mengenai keberagaman kuliner nusantara bertajuk ‘Buku Pesona Cita Rasa Indonesia’.

Ke-12 buku seri kuliner terbaru yang diluncurkan secara resmi pada Sabtu (24/8/2024) ini diharapkan menjadi tonggak sejarah dan memperkuat identitas bagi keberagaman pangan Indonesia di dunia internasional, serta memperkaya kajian dunia akademik.

Dekan FTP UGM, Eni Harmayani, mengatakan kehadiran 12 buku seri kuliner terbaru ini akan melengkapi tiga buku seri kuliner yang sebelumnya telah diluncurkan pada tahun lalu.

“Buku-buku ini merupakan tonggak sejarah penting bagi dunia pangan di Indonesia. Sebanyak 15 karya monumental ini menyimpan kekayaan tradisi dan budaya kuliner Indonesia,” kata Eni Harmayani dilansir pada Selasa (27/8/2024).

Dalam sambutannya, Murdijati Gardjito mengatakan kekayaan kuliner Indonesia patut diapresiasi melalui pendokumentasian lewat publikasi buku. Buku pertama dalam seri ini membahas makanan pokok yang memberikan asupan gizi terbesar dalam tubuh.

Buku seri pertama ini berhasil mencatat 208 jenis resep makanan pokok di Indonesia yang tidak hanya berbahan dasar beras, tetapi juga jagung, pisang, labu kuning, sagu, dan bahan-bahan lainnya.

"Keanekaragaman pangan ini menunjukkan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir akan keterbatasan bahan pangan, karena pilihan makanan pokok kita sangat beragam," jelasnya.

Mahakarya Budaya Kuliner

Konsultan gastronomi dan konsultan kuliner, William Wirjaatmadja Wongso, mengatakan karya-karya keanekaragaman pangan dan kuliner ini adalah sebuah mahakarya tentang budaya kuliner Indonesia secara akademis.

“Penting untuk penerjemahan buku ini agar dunia internasional dapat memahami betapa kayanya kuliner nusantara. Namun, kita masih mendapati tantangan dalam mendidik praktisi budaya kuliner di Indonesia, terutama di tingkat SMK,” tegasnya.

Menurut William Wongso, selama ini pendidikan praktisi budaya kuliner masih lemah. Sangat jarang ditemukan juru masak Indonesia yang menguasai masakan tradisional.

“Buku-buku ini harus dimiliki oleh sekolah-sekolah SMK agar generasi muda dapat belajar dan memahami keragaman kuliner Indonesia," tambahnya.

Pendiri Nusa Gastronomi Indonesia, Chef Ragil Imam Wibowo, sangat berharap buku-buku seri kuliner ini dapat dijadikan bahan ajar life skill di sekolah-sekolah dasar, sebagaimana yang diterapkan di Jepang.

"Di Jepang, anak-anak SD sudah dikenalkan pada life skill untuk kehidupan, termasuk ilmu tentang gastronomi. Saya sangat berharap Indonesia dapat menerapkan hal serupa, karena semua yang diuraikan dalam buku ini sangat mumpuni, mulai dari bahan, cara memasak, hingga penyajian yang modern," katanya.

Disebutkan Ragil, buku seri kuliner ini menjadi ‘tameng’ untuk melindungi kebanggaan terhadap makanan Indonesia dari pengaruh luar negeri. Sebab, saat ini banyak makanan Indonesia yang sudah 'dikolonisasi' oleh masakan asing, sehingga buku-buku ini menjadi ‘primbon’ penting untuk mempertahankan dan mempromosikan kekayaan kuliner.

Read Next