Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Penelitian yang dilakukan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) selama 25 tahun pada berbagai varietas melon menghasilkan produk unik menarik. Dari 17 varietas melon yang diteliti, 16 produk di antaranya bisa dikonsumsi dan salah satunya adalah Hikapel.
"Ini adalah produk melon dengan kenampakan seperti buah apel dengan berat tidak lebih dari 1 kilogram," kata Ketua Tim Penelitian Budi Setiadi Daryono, Senin (9/1/2023).
Menurut Budi, fokus penciptaan melon yang mudah dibawa dan tidak memakan tempat penyimpanan ini berawal dari keluhan ibu-ibu. Mereka mengeluhkan berat dan besarnya buah melon pada umumnya.
Bahkan, besar dan berat melon ada yang menyerupai buah semangka. Kondisi itu menjadikan buah melon tidak praktis dibawa maupun dikonsumsi.
"Saat itu, ibu-ibu sosialita di Yogyakarta dan Jakarta kami tawari produk hasil penelitian melon Melodi Gama 1, 2, dan 3 serta melon GMB dan Tacapa pada 2011. Produk melon yang ada dirasa ribet karena besarnya, membuat tidak mudah dibawa dan memakan tempat penyimpanan," lanjut Budi.
Sedangkan Hikapel merupakan pengembangan riset yang didanai RISPRO KPDP Kemenkeu pada 2015-2017. Melon Hikapel berukuran kecil yakni 300-800 gram per buah.
Meski memiliki ukuran relatif kecil, melon ini tetap miliki rasa melon pada umumnya dan memiliki aroma harum. Rasanya tetap manis dengan daging buahnya berwarna oranye, berbeda dengan melon pada umumnya yang berwarna hijau.
"Ukuran buahnya mini, karakteristiknya sama dengan melon Hikapel. Namun, dari segi rasa baby melon Hikapel memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan aroma wangi yang khas," terangnya.
Senyawa Ethrel
Baby melon Hikapel juga mempunyai kemiripan permukaan kulit dengan buah apel yang halus dan mulus. Sementara buah melon pada umumnya, permukaan kulit buahnya kasar dan memiliki pola khas.
Keunggulan lain, baby melon Hikapel ini juga tidak terkontaminasi oleh senyawa ethrel yang berbahaya serta rendah pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi.
Selain sarat dengan kandungan gizi, melon jenis ini juga memiliki masa tanam yang relatif lebih cepat dibandingkan melon pada umumnya, yakni 60 hari. Sementara tanaman melon pada umumnya memiliki masa tanam 90 hari.
"Kalau melon Hikapel ini harga jualnya Rp 35 ribu per kilogram-nya di sekitar Yogya. Sedangkan melon pada umumnya per kilogramnya, harganya Rp 10 ribu. Jadi, nilai ekonominya cukup besar," imbuhnya.
Saat ini melon Hikapel juga dikembangkan menjadi salah satu produk ekspor buah-buahan Indonesia. Melalui kolaborasi dengan beberapa perusahaan nasional dan internasional, Budi dan tim bergerak memproduksi buah dalam skala besar dan memasarkan untuk konsumen dalam dan luar negeri.
Tidak hanya mengembangkan produk buah saja, Budi dan tim juga menjalin kerja sama dengan mitra dalam pengembangan benih melon Hikapel. Dengan begitu, benih melon ini juga siap untuk dipasarkan sebagai benih unggul untuk menguatkan industri benih nasional.