logo

Kampus

53 Dosen UGM Dapat Sertifikasi Pendidik dari Kemendikbudristek

53 Dosen UGM Dapat Sertifikasi Pendidik dari Kemendikbudristek
Sebanyak 53 Dosen UGM mendapatkan sertifikat pendidik dari Kemendikbudristek setelah lulus dalam proses seleksi sertifikasi dosen (serdos). Penyerahan sertifikat diserahkan langsung di Balai Senat UGM, Kamis (9/6/2022). (EDUWARA/Humas UGM)
Setyono, Kampus10 Juni, 2022 21:15 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dari 54 orang dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang mengikuti proses seleksi sertifikasi dosen (serdos), sebanyak 53 berhasil mendapatkan sertifikat pendidik dari Kemendikbudristek RI setelah dinyatakan lulus. Penyerahan sertifikat diserahkan langsung kepada 53 dosen di Balai Senat UGM, Kamis (9/6/2022).

Dalam rilis Jumat (10/6/2022), Ketua Panitia Sertifikasi Dosen UGM, Endang Baliarti, mengatakan 53 penerima sertifikasi pendidik ini merupakan peserta yang mengikuti sertifikasi dosen tahun 2021.

"Ada 54 dosen UGM yang mengikuti proses sertifikasi namun hanya satu yang tidak lolos karena soal teknis bukan masalah perform. Videonya tidak bisa dibuka dan dia dinyatakan tidak lolos. Ada 29 peserta berasal dari Sekolah Vokasi," katanya.

Endang menyampaikan apresiasi dari kerja sama antara peserta sertifikasi dosen dengan tim dari SDM yang mau meluangkan waktu untuk mengikuti sertifikasi dosen.

Ia mengharapkan agar para dosen yang mendapat sertifikat pendidik dapat mengoptimalkan perannya sebagai pendidik sehingga bisa naik jenjang karir dan pangkatnya di lingkungan kepegawaian UGM.

"Jika diikuti dengan tertib, bisa naik pangkat dalam tiga tahun," katanya.

Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset UGM Bambang Agus Kironoto mengatakan karena ada sertifikat maka para tenaga pendidik dianggap profesional dan mendapat tunjangan sebesar gaji pokok.

"Sebagai pendidik profesional maka Tri Dharma menjadi kewajiban yang harus dipenuhi. Dalam satu semester bisa memenuhi syarat agar sudah dikatakan mendapat tunjangan sertifikasi," katanya.

Menurut Bambang, pemenuhan kredit untuk tugas mengajar, riset dan pengabdian kepada masyarakat tidak begitu masalah bagi dosen di lingkungan UGM. Namun yang menjadi tantangan menurutnya adalah meningkatkan jumlah publikasi karya ilmiah.

"Kalau tugas mengajar saya kira bisa terpenuhi namun karya ilmiah banyak yang tidak memenuhi syarat. Karenanya sejak awal harus punya strategi agar karya ilmiah memenuhi syarat sehingga dengan berjalannya waktu jabatan Guru Besar akan dicapai," pungkasnya.

Read Next