logo

Sekolah Kita

84 Siswa Jogja Ditantang Ciptakan Program Berbasis AI

84 Siswa Jogja Ditantang Ciptakan Program Berbasis AI
Sebanyak 84 siswa dari 45 SMA/SMK/MA di DI Yogyakarta terpilih mengikuti program pelatihan 'Intel Prakarsa Muda 2021'. Mereka belajar dan ditantang untuk merancang program atau aplikasi berbasis kecerdasan artificial (AI) ((EDUWARA/Setyono))
Setyono, Sekolah Kita10 Desember, 2021 18:30 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebanyak 84 siswa yang berasal dari 45 SMA/SMK/MA di Daerah Istimewa Yogyakarta ditantang untuk menghadirkan program atau aplikasi berbasis kecerdasan artificial (Artificial Intelligence/AI). Hasilnya 21 karya hadir menjadi solusi permasalah anyang dihadapi masyarakat Indonesia.

Digagas oleh Yayasan Sagasitas Indonesia (Sagasitas) yang bekerja sama dengan Intel Corporation, program ini bertajuk 'Intel Prakarsa Muda 2021'. Selama enam bulan ke-84 siswa yang terbagi dalam 21 tim berinovasi.

"Program ini digagas sejak Maret lalu sebagai bentuk dukungan dan inisiatif dari Intel yang dilaksanakan oleh Sustainable Living Lab (SL2) Indonesia untuk memperkenalkan AI kepada generasi muda," kata Ketua Umum Yayasan Sagasitas Indonesia Zainal Abidin A. M saat acara Jogja AI Summit, Jumat (10/12/2021).

Dipilihnya para siswa sekolah menengah atas ini, menurut Zainal, karena materi yang diberikan dalam pelatihan ini sebenarnya ditujukan untuk mereka yang menempuh pendidikan S1 maupun S2. Namun para peserta mampu menjawab tantangan yang diberikan.

Selama enam bulan lolos seleksi pada Maret lalu, seluruh tim yang berisikan siswa dari sekolah berbeda mendapatkan sebanyak 28 modul pelatihan yang dilangsungkan offline maupun online.

“Karena sulit dan rumitnya materi yang berikan. Bagi siswa yang ketinggalan materi, pasti tidak akan bisa terus. Di sinilah tantangan bagi siswa untuk belajar sendiri (Self Learning) yang digagas dalam 'Merdeka Belajar' berperan,” lanjut Zainal.

Bagi Zainal, kehadiran berbagai program yang dibuat 21 tim menjadi bukti bahwa anak-anak DI Yogyakarta, baik yang berasal dari Gunungkidul maupun Kulonprogo pintar-pintar. Kemampuan mereka tidak kalah dari rekan yang bersekolah di kota.

"Sagasitas berhasil memberikan contoh kepada masyarakat dunia tentang bagaimana gerakan pendidikan digital dapat dilaksanakan dari akar rumput, sehingga AI dapat menjadi teknologi yang datang dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat," tegasnya.

Country Director SL2 Indonesia Antony Simon menjelaskan proses belajar dan pengembangan purwarupa didukung penuh oleh Intel dengan bantuan pembinaan dari Sagasitas.

"Siswa siswi peserta Intel Prakarsa Muda didorong untuk dapat sensitif terhadap masalah yang terjadi di lingkungan sekitar dengan tujuan membangun karakter inovator muda yang selalu mengedepankan kearifan lokal dan watak bangsa," ucapnya.

Anton mengapresiasi berbagai program atau aplikasi yang dihasilkan sangat bermanfaat, menjadi solusi masalah keseharian dan sesuai dengan watak bangsa Indonesia.

"Ini membuktikan kepada masyarakat luar bahwa AI dapat dipelajari dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah lokal. Kita akan mendorong lebih jauh agar program ini berkesinambungan serta merangkul lebih banyak pemangku kepentingan," ucapnya.

Yang lebih membanggakan lagi, dari program ini nama Indonesia mendapatkan tempat di skala internasional karena salah satu karya berjudul 'Mental Illness Early Detection System Referring to Tweets Based on NLP-based AI' ditetapkan sebagai Global Winner pada ajang AI internasional, Intel AI Global Impact Festival 2021.

Kepada Eduwara.com, Rico Fitra siswa Kelas XII SMA Muhammadiyah I Yogyakarta mengatakan selama enam bulan ini dirinya banyak mendapatkan pengetahuan mengenai manfaat AI.

Rico menciptakan program berbasis website mengenai pengenalan bahan baku herbal dengan berbagai manfaatnya. Pengguna tinggal memotret bahan herbal untuk di-upload di website, untuk bisa menampilkan manfaatnya. Pada tahap awal, Rico menyediakan 30 bahan baku herbal dengan setiap herbal memiliki 60 gambar.

Read Next