logo

Sekolah Kita

Ajarkan Budaya Antre, Kiat SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Menguatkan Profil Pelajar Pancasila

Ajarkan Budaya Antre, Kiat SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Menguatkan Profil Pelajar Pancasila
Budaya antre mengambil makan siang yang dilakukan siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Selasa (26/7/2022). (EDUWARA/Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo)
Redaksi, Sekolah Kita26 Juli, 2022 21:36 WIB

Eduwara.com, SOLO – Salah satu misi Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ketelan Solo adalah menguatkan Profil Pelajar Pancasila melalui pembiasaan dan keteladanan. Sudah tentu kader anak bangsa berkemajuan dan berkeadaban harus dibiasakan sejak kecil dengan berbagai kegiatan yang mendorong tumbuhnya sikap kemandirian dan disiplin di segala bidang. 

Kepala Sekolah, Sri Sayekti mengatakan menerapkan disiplin yang tinggi kepada seluruh siswa. Seluruh siswa diwajibkan menaati aturan yang diberlakukan. Budaya mengantre salah satu kegiatan yang sering dilakukan warga sekolah dan hampir setiap waktu.

Dia menambahkan, mengantre digunakan oleh warga sekolah mulai dari hal-hal kecil, mulai dari antre kamar mandi, di Badan Usaha Milik Sekolah (BUMS), hingga mengambil makan siang. 

“Budaya antre makan siang misalnya, memiliki filosofi pembelajaran yang sangat baik, melatih kedisiplinan, kesabaran dan menghargai orang lain. Ini harus kita budayakan sebagai ruh pendidikan karakter dan pendidikan anti korupsi, dimulai dari anak-anak sekolah dasar,” kata Sayekti dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Selasa (26/7/2022). 

Menurut Sri, mengajarkan siswa tentang budaya antre bukan hanya menanamkan karakter untuk anak, tetapi juga bisa membantu mengembangkan kecerdasan emosional. Selain itu, juga mengembangkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan lingkungannya pada era industri 4.0 menuju masyarakat era society 5.0.

Sayekti bersyukur kegiatan pembiasaan tersebut berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Tentu semua itu tidak lepas dari peran dan kerja sama warga sekolah, sekaligus orang tua wali murid. 

“Kami ucapkan terima kasih semua warga sekolah atas partisipasi, kerja keras dan kolaborasinya untuk kemajuan sekolah penggerak perubahan yang kita cintai ini,” ujar dia.

Seorang guru, sambung Sri, wajib memberikan contoh yang baik kepada siswa. 

“Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan guru yang dilihat dan didengar oleh siswa meresap masuk ke dalam hati sanubari siswa dan dampaknya bisa jadi melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah,” kata dia.

Menurut Sri, ada beberapa usaha yang bisa dilakukan guru dalam menanamkan sikap disiplin, di antaranya guru harus bisa menjadi contoh teladan dalam berdisiplin. Misalnya, guru harus datang tepat waktu mengikuti kegiatan Kuliah Tujuh Menit (Kultum) pukul 06.15 WIB. 

“Sebab jika guru tidak datang tepat waktu dan ikut kultum 06.45 WIB, jangan diharapkan siswa akan memiliki sikap disiplin dan datang tepat pada waktunya,” pungkas dia. (K. Setia Widodo/*)

Read Next