logo

Kampus

Bermodalkan Rp16 Ribu, Mahasiswa UPN Yogyakarta Olah Jelantah Jadi Sabun

Bermodalkan Rp16 Ribu, Mahasiswa UPN Yogyakarta Olah Jelantah Jadi Sabun
Ilustrasi Kampus UPN Veteran Yogyakarta (UPN Veteran Yogyakarta)
Setyono, Kampus21 Desember, 2022 17:23 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Pembangunan Negeri 'Veteran' Yogyakarta (UPNY) mengajak masyarakat Dusun Dodong, Desa Jetis, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul membuat sabun dari minyak goreng bekas atau jelantah. Lewat program KKN, mereka mengenalkan metode pembuatan sabun dengan biaya Rp16.000.

Program pembuatan minyak jelantah menjadi sabun ini merupakan program utama yang diusung tim KKN Kelompok 8 dengan tujuan masyarakat tidak lagi membuang minyak jelantah di sembarang tempat sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.

Mewakili rekan-rekannya,  Anggota Tim KKN UPN Veteran Yogyakarta Labitta Anjani Mustikarini menerangkan pihaknya akan bekerjasama pengelola bank sampah di Ngampilan, Kota Yogyakarta yang berhasil mengembangkan ekosistem pembuatan sabun berbahan minyak jelantah.

"Kami telah mendapatkan pelatihan cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun pencuci baju dan inilah yang nanti dibagikan kepada warga lainnya. Kami mengajarkan cara pembuatan semurah mungkin," katanyapada Rabu (21/12/2022).

Labitta menyatakan konsep pembuatan sabun murah ini, dengan hanya Rp16.000 maka akan menghasilkan 12 batang sambuh pencuci baju menyediakan bahan baku berupa setengah liter minyak jelantah, soda api, kemudian alat dan cetakan sabun.

"Cara mengolahnya juga tidak sulit. Minyak jelantah direndam dengan arang semalam, kemudian disaring remah-remah kotorannya. Kemudian dicampur air dan soda apik kemudian didinginkan," jelas mahasiswa semester tujuh Fakultas Manajemen ini.

Pemanfaatan minyak jelantah ini memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Tidak perlu lagi membeli sabun cuci karena sudah bisa memproduksi sendiri. Kemandirian ini menjadikan masyarakat bisa menekan pengeluaran untuk belanja.

Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu alasan kelompoknya memilih inovasi minyak jelantah ini karena ingin membuat sesuatu yang tak bernilai menjadi punya manfaatkan bagi masyarakat. Tidak hanya manfaat untuk lingkungan, namun juga ekonomi.

"Kami berharap inovasi ini masih terus diaplikasikan masyarakat meski kami sudah tidak KKN lagi di Dusun Dondong. Mengurangi pengeluaran rumah tangga sehingga tidak perlu beli sabun lagi," ungkapnya.

Menurutnya di dukuh Dondong ada sekitar 21 orang yang terlibat dalam pembuatan inovasi ini. Dia bersama kelompok KKN-nya ambil peran dengan memberikan edukasi ke masyarakat terkait manfaat dari minyak jelantah.

Read Next