Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta menyatakan pelaksanaan Tes Pendalaman Materi Berbasis Komputer (TPMBK) Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) bagi siswa kelas IX SMP berjalan lancar. Penerapan protokol kesehatan menjadi perhatian utama.
Anggota Forpi Baharuddin Kamba mengatakan pada hari kedua pelaksanaan TPMBK ada tiga sekolah yang dipantau yakni SMPN 6 Kota Yogyakarta, SMPN 8 Kota Yogyakarta dan SMPN 5 Kota Yogyakarta.
"Secara keseluruhan pelaksanaan TPMBK ASPD tingkat SMP atau sederajat di Kota Yogyakarta pada hari kedua dengan mata pelajaran yang diujikan yakni Matematika, berjalan dengan lancar," kata Kamba, Rabu malam (9/2/2022) dalam rilisnya.
Jaringan internet maupun aliran listrik tidak mengalami gangguan. Begitupun dengan protokol kesehatan telah dijalankan dengan baik.
Di SMP N 6 Kota Yogyakarta, Kamba mengatakan ada tiga ruangan yang digunakan. Pelaksanaan TPMBK di SMP N 6 Kota Yogyakarta berlangsung selama dua sesi. Di mana, sesi pertama dimulai pukul 07.30 WIB - 09.10 WIB, sementara sesi kedua pukul 10.00 WIB - 11.40 WIB.
Sementara pelaksanaan TPMBK ASPD di SMP N 8 Kota Yogyakarta menggunakan delapan ruangan. Ada satu siswa dari SMP Bhinneka Kota Yogyakarta yang ikut bergabung dalam mengikuti TPMBK ASPD. Sebelum dan setelah pelaksanaan TPMBK ASPD, seluruh ruangan dibersihkan dan disemprot desinfektan.
"Pelaksanaan TPMBK ASPD di SMP N 5 Kota Yogyakarta juga telah berjalan dengan lancar," kata aktivis anti korupsi ini.
Ada dua hal yang menurut Kamba ditekankan Forpi Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan TPMBK ASPD tahun ini. Pertama, apabila ada siswa sedang dalam kondisi tidak sehat atau sakit, maka orang tua tidak perlu memaksakan anaknya untuk berangkat ke sekolah. Pihak sekolah telah memfasilitasi dengan zoom meeting atau daring apabila ada siswa yang tidak berangkat sekolah karena sakit.
“Orang tua tidak perlu khawatir anaknya ketinggalan pelajaran atau tidak mengikuti TPMBK karena pihak sekolah akan memfasilitasi secara daring. Jadi, orangtua tidak perlu memaksakan anaknya berangkat sekolah padahal siswa dalam kondisi sakit. Jika tetap memaksakan, maka bisa berakibat fatal. Ini perlu ada edukasi sekaligus sosialisasi secara masif lagi dari pihak sekolah maupun Disdikpora Kota Yogyakarta,” katanya.
Kedua, apabila dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran tatap muka termasuk dalam pelaksanaan TPMBK ada siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka pihak sekolah segera melakukan koordinasikan dengan Satgas Covid-19 terdekat.
"Koordinasi dengan pihak Puskesmas atau layanan kesehatan lainnya untuk menentukan langkah selanjutnya. Jangan ada yang ditutup-tutupi karena bisa berakibat buruk. Kejujuran dari pihak orang tua maupun sekolah menjadi hal terpenting apabila ada siswa terkonfirmasi positif Covid-19," tutupnya.