logo

Idea

Dalam Presidensi G20, Ini Konsensus yang Diangkat Indonesia dalam Bidang Kebudayaan

Dalam Presidensi G20, Ini Konsensus yang Diangkat Indonesia dalam Bidang Kebudayaan
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid dalam acara 'Kick Off G20 on Education and Culture' yang berlangsung secara bauran di Jakarta, Rabu (9/2/2022). (Kemendikbudristek)
Bhakti Hariani, Idea10 Februari, 2022 12:59 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi akan mengadakan sejumlah kegiatan kebudayaan dalam skala global guna menemukan cara hidup berkelanjutan pascapandemi. 

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid sebagai Koordinator Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 atau Ministerial Meeting on Culture. 

“Dengan melibatkan para seniman dan menteri dari seluruh negara G20, kami akan meruwat bumi yang kita cintai ini. Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal untuk menuju kehidupan lebih baik yang berkelanjutan di masa mendatang,” tutur Hilmar Farid dalam siaran pers Kemendikbudristek, Rabu (9/2/2022). 

Sebagai bagian dari Ministerial Meeting on Culture, ruwatan tersebut kata Hilmar akan berupaya menghasilkan tiga konsensus global, yakni mengajak setiap negara G20 untuk berfokus pada satu masalah yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. 

 “[Pertama] Indonesia akan mengajak seluruh pihak memikirkan sebuah strategi yang dapat menciptakan perubahan gaya hidup guna menyelesaikan persoalan dalam aspek kehidupan. Kami berharap banyak sekali pemikiran dari seluruh dunia bisa dikonsolidasikan dan dinyatakan dalam sebuah sikap bersama dari para menteri di bidang kebudayaan,” tutur Hilmar. 

Kedua, lanjut Hilmar, Indonesia, melalui Kemendikbduristek akan mengajak kementerian negara lainnya untuk membuat satu laporan bersama yang merangkum praktek baik dari seluruh dunia dan memperlihatkan sebuah peta jalan kebudayaan untuk menciptakan hidup yang berkelanjutan.

Ketiga, lewat peta jalan itu, tutur Hilmar, Kemendikbudristek juga ingin menginisiasi berdirinya sebuah global fund bagi para seniman dan pekerja budaya, khususnya para pekerja yang berada di dunia bagian selatan dan belum memiliki skema pendukung yang memadai untuk menjalankan kegiatan kebudayaan. 

Agar ketiga konsensus tersebut dapat memberikan hasil yang diharapkan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik, Hilmar mengajak masyarakat Indonesia dan dunia untuk memahami permasalahan global yang ada serta menjadikan kebudayaan sebagai sumber dan hasil dari pembangunan yang berlandaskan gotong royong.

Read Next