Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Kehadiran Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK), yang saat ini proses pembangunannya hampir selesai, semakin menempatkan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai kampus yang mendorong riset dan inovasi untuk mendorong hilirisasi.
Peringatan Dies Natalis ke-74 UGM berlangsung pada Selasa (19/20/2023) dengan berbagai acara. Dalam pidato berjudul ‘Disrupsi dan Antisipasi Universitas untuk Menggapai Visi Indonesia Emas’, Rektor UGM Ova Emilia menyampaikan bahwa UGM berperan aktif dan beradaptasi secara cepat dalam menghadapi dinamika kontemporer dan disrupsi.
“UGM telah menggiatkan riset transdisipliner, hilirisasi, dan advokasi kebijakan, terutama terkait isu perubahan iklim dan transisi energi bersih, kedaulatan pangan, dan inovasi kesehatan,” terangnya.
Menurut Ova, kunci utama menjadi pemenang dalam dunia yang penuh disrupsi dan sekaligus sebagai modalitas menjadi negara maju yang bebas dari middle incometrap adalah pembangunan SDM yang memiliki mindset global, menguasai IPTEK terkini, inovatif, lincah, dan berjiwa socio-technopreneurship.
UGM terus berkomitmen berkontribusi pada penyelesaian masalah sosial melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kewirausahaan.
Kehadiran GIK yang pembangunannya telah mencapai 70 persen, menurut Ova, sangat mendukung sistem pendidikan dan hiliriasi hasil inovasi riset ke industri serta pengembangan talenta mahasiswa.
“GIK akan menjadi wadah bagi kegiatan pendidikan dan hilirisasi ke depan. GIK menjadi tempat pengembangan ekosistem pembelajaran dan keberadaannya ikut andil memecahkan berbagai permasalahan sosial di masyarakat,” katanya.
Pengembangan Talenta
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM, Pratikno, menceritakan ide awal pembangunan GIK untuk mempertemukan mahasiswa dengan mitra industri agar lulusan perguruan tinggi terserap di dunia kerja dan mampu membangun semangat kewirausahaan.
“Kita sekarang ini menghadapi masalah bahwa banyak mahasiswa yang tidak terserap di pasar kerja. Makin tinggi sekolahnya maka semakin tinggi persentase tidak terserap di dunia kerja,” jelasnya.
Keberadaan GIK ini nantinya bisa dimanfaatkan praktisi bisnis menjadi pengajar yang ikut mendidik dan mengajarkan mahasiswa. Mahasiswa yang ikut kuliah pengembangan talenta di GIK juga akan mendapat sertifikat yang diakui pasar kerja dan diskusi kredit kuliahnya di kampus masing-masing.
Selain itu, GIK juga akan mendorong semangat kewirausahaan mahasiswa agar bisa membuka banyak lapangan kerja setelah lulus. Ke depan, UGM tidak hanya mendidik mahasiswa terserap di dunia kerja tetapi mendidik mahasiswa menjadi
entrepreneur
.