logo

Sekolah Kita

Diikuti 50 Siswa, SMAN 1 Solo Terapkan Sistem Semi Online pada Asesmen Nasional 2022

Diikuti 50 Siswa, SMAN 1 Solo Terapkan Sistem Semi Online pada Asesmen Nasional 2022
Pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) 2022 di SMAN 1 Solo saat sesi kedua, Senin (29/8/2022). (EDUWARA/K. Setia Widodo)
Redaksi, Sekolah Kita29 Agustus, 2022 23:10 WIB

Eduwara.com, SOLO – SMAN 1 Solo melaksanakan Asesmen Nasional (AN) 2022 pada Senin-Selasa (29-30/8/2022). Pelaksanaan AN 2022 ini diikuti 50 siswa kelas XI, yang terdiri dari 45 siswa utama dan 5 siswa cadangan.

“Pemilihan siswa bukan berasal dari sekolah, namun namun sudah ditentukan oleh pusat berdasarkan hasil sampling dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbudristek,” kata Sekretaris Pelaksana AN 2022 SMAN 1 Solo, Emi Budi Susilowati kepada Eduwara.com, Senin (29/8/2022), di Ruang Transit Guru SMAN 1 Solo.

Asesmen Nasional (AN) merupakan program evaluasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memotret kondisi pembelajaran di satuan pendidikan. Instrumen asesmen yang dilaksanakan yakni asesmen kompetensi minimum berupa literasi dan numerasi, survei karakter, serta survei lingkungan belajar.

Sesuai jadwal dari Pusat Asesmen Nasional, AN 2022 di tiap jenjang satuan pendidikan dilakasanakan secara terpisah secara daring. Untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dilaksanakan mulai Senin (29/8/2022) hingga Kamis (1/9/2022).

Pelaksanaan, sambung Emi, dilakukan mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Pada hari pertama, asesmen yang dilakukan literasi membaca dan survei karakter. Sedangkan hari kedua yakni numerasi serta survei lingkungan belajar. Persiapan AN 2022 ini sudah dilakukan dua bulan sebelumnya.

“Persiapan dilakukan sejak dua bulan yang lalu. Jadi sudah ada ketentuan tanggal simulasi pertama dan kedua. Seminggu yang lalu juga ada gladi bersih. Jadi kalau mengikuti sesuai jadwal kurang lebih satu bulan. Namun kami dua bulan, karena mempersiapkan komputer dan ruangan terlebih dahulu,” jelas dia.

Pelaksanan AN 2022 dilakukan di dua ruangan karena harus menerapkan protokol kesehatan. Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) AN 2022 juga sudah ditentukan, yaitu satu ruangan maksimal untuk 15 siswa. Di dalam satu ruangan disediakan 40 komputer, namun yang digunakan hanya 11 dan/atau 12 komputer untuk dua sesi pelaksanaan.

“Sesi pertama tidak ada kendala. Untuk mode AN 2022 ini ada dua, yakni full online dan semi online. Adapun SMAN 1 Solo menggunakan semi online. Maksudnya, kami butuh online saat download soal dan upload hasil. Sehingga ketika siswa mengerjakan asesmen tidak sepenuhnya bergantung pada internet,” ungkap dia.

Menurut Emi, mode semi online dipilih karena jika menggunakan full online, seluruh bandwith internet harus diarahkan ke laboratorium komputer. Sedangkan ruangan lain masih memerlukan internet untuk penunjang kegiatan belajar mengajar.

Tak Ada Penambahan Waktu

Ketua Pelaksana AN 2022 SMAN 1 Solo, Arni Ferra Sinatra menuturkan pihaknya tidak memberikan penambahan waktu bagi siswa untuk persiapan AN 2022.

“Tidak ada penambahan jam bagi siswa. Jadi yang kami sampaikan sesuai dengan petunjuk bahwa asesmen akan memotret sekolah dan siswa dengan keadaan aslinya. Jadi saya juga menekankan kepada siswa bahwa tes ini bisa mengakomodir segala macam kemampuan mereka, tidak harus seperti Ujian Nasional (UN) yang ada target nilai,” kata Ferra.

Wakil Kepala Sekolah Kurikulum itu berharap, hasil AN 2022 SMAN 1 Solo, yang berupa capaian-capaian dan terdapat di rapor pendidikan bisa lebih baik.

“Capaian di rapor pendidikan tidak berbentuk nilai, isinya sudah berkembang atau belum. Kemarin mungkin agak kurang di literasi dasar numerik. Karena dua tahun sebelumnya murni Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sehingga harapannya sudah meningkat, mengingat setengah semester kemarin sudah tatap muka walaupun terbatas,” harap dia.

Selain itu, melalui AN 2022, untuk kompetensi literasi dan numerik harapannya lebih berkembang di proses pembelajaran. Misalnya mata pelajaran eksakta sepeti matematika yang sekarang ini, soal-soalnya tidak menjurus, tetapi terdapat literasi membaca yang berbentuk soal cerita.

“Hal-hal semacam ini harapannya bisa lebih berkembang. Jadi membangun literasi siswa dalam proses pembelajaran. Tidak hanya guru bahasa Indonesia, tetapi guru semua mata pelajaran. Sekarang kan seharusnya untuk penilaian juga sudah diarahkan ke sana,” paparnya. (K. Setia Widodo)

Read Next