logo

Art

Diskusikan Agenda Kebudayaan, Negara Anggota G20 Sepakati Pentingnya Keselerasan dengan Alam

Diskusikan Agenda Kebudayaan, Negara Anggota G20 Sepakati Pentingnya Keselerasan dengan Alam
Manajer G20 Culture Ministers Meeting Ananto Kusuma Seta (Kemendikbudristek)
Bhakti Hariani, Art25 April, 2022 09:41 WIB

Eduwara.com, JAKARTA—Agenda First Senior Officials Meeting (SOM) G20 Culture 2022 pertama yang dilaksanakan pada Jumat (22/4/2022) menuai apresiasi dan dukungan dari delegasi G20. Delegasi tersebut terdiri dari 19 Negara G20, sembilan negara undangan khusus, dan organisasi internasional.

 Para Delegasi, kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid, mendukung dan menyambut antusias fokus yang diangkat Indonesia dalam pertemuan ini, yaitu Jalan Kebudayaan untuk Hidup yang Berkelanjutan (Culture for Sustainable Living). 

“Banyak negara merasa isu yang diangkat dalam SOM G20 Culture 2022 sangat penting untuk diangkat, tidak hanya karena kita masih berada dalam kondisi pandemi, tetapi juga karena dunia secara global menghadapi tantangan lainnya yaitu perubahan iklim,” tutur Hilmar dalam siaran pers Humas Kemendikbudristek yang diterima redaksi Eduwara.com, Minggu (24/4/2022).

Manajer G20 Culture Ministers Meeting Ananto Kusuma Seta mengatakan bahwa penyelenggaraan SOM G20 Culture 2022 bertepatan dengan Hari Bumi (Earth Day). Banyak negara menyampaikan perhatian mereka tentang isu perubahan iklim dan bagaimana upaya negara-negara G20 dapat bergotong-royong secara kebudayaan melalui forum kebudayaan G20 untuk mempromosikan cara-cara hidup berkelanjutan. 

Pada pelaksanaan The First SOM G20 Culture 2022 terdapat usulan dan tanggapan dari para delegasi tentang promosi cara-cara hidup berkelanjutan. 

“Kami mendengarkan usulan dan tanggapan dari masing-masing negara dalam mempromosikan cara-cara hidup berkelanjutan, salah satunya dengan lebih memperhatikan keseimbangan antara aktivitas manusia dengan ekosistem alam melalui jalan kebudayaan. Negara-negara peserta mengapresiasi Indonesia dalam Presidensi G20 bidang kebudayaan ini,” tutur Ananto. 

Lebih lanjut dipaparkan Ananto, pertemuan ini juga menampung dan mengulas draf naskah akademik dari masing-masing negara untuk model pembangunan yang lebih berorientasi pada keadilan sosial-ekologis berdasarkan keragaman sumber daya budaya dengan mengangkat lima isu utama.

Pertama, mengenai peran budaya sebagai pendorong kehidupan berkelanjutan. Kedua, tentang dampak ekonomi, lingkungan dan sosial dari kebijakan berbasis budaya. Ketiga, tentang cultural commoning (pengelolaan bersama atas sumber daya budaya) yang mempromosikan gaya hidup berkelanjutan di tingkat lokal. Keempat , akses yang berkeadilan untuk peluang ekonomi budaya. Kelima, mobilisasi sumber daya internasional yang untuk mengarusutamakan pemulihan berkelanjutan dengan menginisiasi suatu mekanisme pendanaan untuk pemulihan seni dan budaya yang sangat terpukul selama pandemi.

Read Next