Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, DEPOK – Demi memfasilitasi proses belajar mengajar di era digital, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mendirikan Center for Education and Learning in Economics and Business (Celeb).
Dekan FEB UI Teguh Dartanto menuturkan, tujuan utama fasilitas ini adalah memunculkan “selebritas” baru dalam bidang pengajaran.
Di era digital ini, FEB UI ingin para dosen tidak hanya berfokus pada penelitian, namun juga fokus pada pengajaran digital dengan merancang dan menciptakan konten pembelajaran daring yang menarik bagi mahasiswa.
“Celeb merupakan komitmen saya sebagai Dekan FEB UI untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengembangan pedagogi di era digital. Selama ini, kita merasa digital seolah mudah, tetapi sebenarnya perlu upaya lebih serius,” ujar Teguh dalam siaran pers yang dikirimkan Kantor Humas dan KIP UI kepada Eduwara.com, Kamis (23/12/2021).
Teguh berharap, setiap dosen di FEB UI harus mengikuti minimal satu kali pelatihan Celeb. Pelatihan ini ditunjang dengan fasilitas studio yang disediakan untuk memproduksi Massive Open Online Courses (MOOC) dan podcast.
Sementara itu, Kepala Indonesia Cyber Education Institute Paulina Pannen memaparkan tentang perkembangan pembelajaran berbasis teknologi (distance education) di dunia, mulai dari generasi pertama correspondence pada 1880, generasi kedua multimedia pada 1960, generasi ketiga learner support pada 1970, dan generasi keempat telekomunikasi pada 1990.
Untuk di Indonesia sendiri, perkembangan pembelajaran ini diejawantahkan dalam program-program pembelajaran pemerintah, yaitu pembelajaran berkelanjutan (continuous learning) pada 2010, pembelajaran digital (digital learning) pada 2017, dan pembelajaran cerdas (intelligent learning) pada 2020.
“Perguruan tinggi di Indonesia mengalami transformasi digital secara cepat sejak dimulainya pandemi Covid-19. Sebenarnya, transformasi ini sudah agak terlambat. Padahal sebelumnya sudah ada tantangan seperti revolusi industri 4.0, internasionalisasi, krisis ekonomi global, tetapi Indonesia masih belum bergeming. Saat pandemi melanda, pembelajaran daring barulah luar biasa meningkat,” papar Paulina.
Dikatakan Paulina, transformasi digital ini membawa banyak perubahan, terutama dalam bidang pendidikan.
“Pedagogi tak lagi mengajar orang [teaching], tapi memimpin orang [leading]. Jadi, dosen memegang peranan sebagai pemimpin untuk merancang proses belajar dan membantu siswa menuju tempat dimana mereka dapat belajar sendiri. Terlebih, saat ini ada gerakan keterbukaan dalam sistem pendidikan,” tutur Paulina.
Dia berharap, sistem pembelajaran daring ini dapat terus bertahan dan berjalan di masa yang datang. Paulina memprediksi, setelah pandemi Covid-19 mulai menurun, pendidikan akan beralih ke metode pembelajaran hybrid, yaitu campuran antara daring dan luring.
Paulina mengungkapkan bahwa transformasi digital ini merupakan sesuatu yang baik karena pendidikan pada akhirnya memang harus mengikuti perubahan zaman.
“Tentunya perlu ditunjang dengan fasilitas dan kurikulum yang juga mendukung, seperti ruang belajar yang interaktif yang memungkinkan mahasiswa bekerja secara berkelompok,” kata Paulina.
Selain itu, lanjut dia, dosen juga harus dilatih untuk dapat memimpin dan mengarahkan kelompok-kelompok kecil mahasiswa secara luring. Selebihnya mahasiswa dapat belajar sendiri secara daring, baik bersifat individual, personal, maupun kolaborasi.
“Dalam konsep hybrid ini, pengajar harus berubah peran menjadi teman belajar, beradu kognitif, dan bersosial. Tidak hanya sekadar mengajar,” pungkas Paulina.