Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Bersama dengan 683 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta lainnya yang diwisuda, Fayyad Aunilbar dari Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi berhasil menyelesaikan pendidikan dengan meraih predikat cumlaude.
Fayyad merupakan penyandang disabilitas tuli. Ia mampu menyelesaikan masa studi selama 3,5 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK 3,65). Selama berkuliah, Fayyad didampingi Pusat Layanan Difabel UIN Suka.
"Saya mencintai dunia informatika ketika bercita-cita menjadi pilot. Namun karena kekurangan ia beralih pada dunia baru bidang IT. Ini adalah long life dan inventable passion saya," kata Fayyad usai diwisuda, Rabu (10/8/2022).
Menempuh pendidikan secara homeschooling sejak SD, lalu untuk mendapatkan pendidikan inklusif yang setara, Fayyad sempat diajak orang tuanya tinggal di Jerman selama delapan tahun. Di Jerman inilah minat Fayyad terhadap dunia IT terbangun, selain karena terinspirasi dari ayahnya yang seorang Software Engineer.
Prestasi Fayyad juga telah membuat bangga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam kejuaraan Aruba Olympics 2020. Ia meraih Award Certificate of the Best Campus pada ARUBA OLYMPICS 2020. Prestasi tersebut menempatkan Daerah Istimewa Yogyakarta pada posisi tiganasional setelah Jawa Tengah dan Sumatera Selatan.
"Saat itu saya bersama tim memenangkan 2 emas, 1 perak, dan 4 perunggu sehingga menjadikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi 25 kampus dengan perolehan medali terbanyak se-Indonesia," katanya.
Fayyad juga pernah mengikuti program Bangkit 2021 yang digagas oleh Google sebagai program pengembangan karir yang dirancang melalui kemitraan dengan Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
Tahun ini Bangkit masuk dalam salah satu program Kampus Merdeka Kemendikbudristek dan ikuti oleh 3000 mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya adalah Fayyad.
Di tingkat internasional, Fayyad mampu menyabet predikat Creative Category pada Hackathon 2021 (ajang kompetisi Hackathon Online 48 Jam by Si Cepat untuk para pemuda penggiat teknologi dalam menciptakan teknologi terkait sebagai sebuah ide/produk/Solusi, red).
Sebagai wisudawan difabel, Fayyad bangga karena telah membuktikan kekurangan fisik bukanlah halangan untuk berprestasi. Keterbatasan itu justru dijadikan motivasi untuk berusaha lebih keras meraih mimpi, karena keberhasilan adalah hak semua orang.
Siapa pun mampu untuk berhasil asalkan memiliki kemauan yang disertai dengan tindakan, perjuangan keras, serta do'a memohon keridhaan Allah. Salah satu rahasia keberhasilan adalah tidak mengenal kata putus asa, walaupun kegagalan demi kegagalan terjadi, tetapi tetap bangkit dengan penuh semangat.