logo

Kampus

Februari 2022, Pembelajaran di Universitas Brawijaya Terapkan Sistem Hybrid

Februari 2022,  Pembelajaran di Universitas Brawijaya Terapkan Sistem Hybrid
Rektor UB, Prof Nuhfil Hanani (kiri) bersama Dekan Fakultas Ilmu Komputer UB, Prof Wayan Firdaus Mahmudy, saat memberikan keterangan pers pada Dies Natalis ke-59 Universitas Brawijaya, Rabu (5/1/2022). (EDUWARA/Fathul Muin)
Redaksi, Kampus06 Januari, 2022 02:00 WIB

Eduwara.com, MALANG — Pembelajaran semester genap di Universitas Brawijaya (UB), yang dimulai pada Februari 2022, akan menerapkan sistem hybrid, yakni campuran antara daring dan luring karena masih dalam situasi pandemi.

Rektor UB, Nuhfil Hanani, mengatakan dari sisi kesiapan pembelajaran, 100 persen luring sebenarnya tidak ada masalah karena mahasiswa UB semuanya sudah divaksin apalagi pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan.

"Posisi dua bulan lalu, 93 persen mahasiswa UB sudah divaksin, dan kalau sekarang, tentu sudah 100 persen," kata Nuhfil Hanani di sela-sela Dies Natalis ke-59 Universitas Brawijaya, Rabu (5/1/2022).

Namun, kata dia, karena pembelajaran masih dalam situasi pandemi maka modelnya menggunakan hybrid. Konsep riilnya, sudah diterapkan di Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM).

Ketua Panitia Dies Natalis UB ke-59 sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) Wayan Firdaus Mahmudy, mengatakan dengan hybrid maka bisa dipetakan asal mahasiswa. Mahasiswa yang asal daerahnya dengan angka Covid-19 tinggi, disarankan mengikuti kuliah daring, sedangkan yang rendah dengan sistem luring.

Terkait dengan pemanfaatan ruang, jika angka Covid-19 semakin terkendali, maka kapasitas ruang kuliah akan ditingkatkan penggunaannya, bahkan bisa mencapai 100 persen. Namun saat ada kenaikan kasus Covid-19, kapasitas akan dikurangi.

"Kami tidak ada target melaksanakan pembelajaran 100 persen luring. Intinya, kalau angka kasus Covid-19 betul-betul rendah dan terkendali dengan baik, maka (pembelajaran) bisa dilaksanakan 100 persen luring," katanya.

Pada Rapat Terbuka Senat juga di-launching UB Virtual Tour, yang dibuat untuk memudahkan mahasiswa baru mengenal gedung, ruang, dan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam Kampus UB.

Menurut Wayan, selama pandemi, semua perkuliahan dilakukan secara daring. Bagi mahasiswa semester awal tentu belum pernah mengenal UB lebih dekat. 

"Oleh karena itu, dengan fasilitas UB Virtual Tour mereka bisa melihat setiap lokasi yang ada di UB beserta dengan data-data terkait gedung dan ruangan yang ada di lingkungan kampus," katanya.

UB Virtual Tour merupakan hasil kerjasama dosen dan mahasiswa Filkom serta dibantu beberapa pihak swasta.

Menjadi Ketua Panitia, kata dia, adalah sebuah tantangan. Sebab, seluruh rangkaian acara dies digelar di tengah pandemi Covid-19. Dimana, Rektor meminta penyelenggaraan acara tetap semarak, tapi dibatasi. 

Untuk menyiasati, pihak panitia memperbanyak konsep hybrid dan full daring, seperti, olahraga virtual yang telah direncanakan, yakni virtual race dan virtual ride

"Sedangkan UB Virtual Tour kami rancang untuk memudahkan mahasiswa, alumni, calon mahasiswa, dan masyarakat umum mengetahui kondisi kampus dengan mudah. Virtual tour bisa diakses siapapun," ucapnya.(

Read Next