logo

Kampus

Bantu Penanganan Kemiskinan, Pejuang Muda UNY Lakukan Verval DTKS di Lembata

Bantu Penanganan Kemiskinan, Pejuang Muda UNY Lakukan Verval DTKS di Lembata
Di sela-sela kegiatan verval DTKS, Daffa dan Rizqi mengajak anak-anak Lebatukan membuat tabungan dari botol bekas. Kegiatan ini merupakan bagian dari literasi keuangan untuk mengajak anak-anak Lebatukan mengenal uang dan memahami arti menabung. (EDUWARA/Humas UNY)
Redaksi, Kampus05 Januari, 2022 01:00 WIB

Eduwara.com, LEMBATA – Dua mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yaitu Daffa Fakhri Maulana (Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial) dan Rizqi Juniarti (Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi) terpilih mengikuti program Pejuang Muda. 

Daffa dan Rizqi ditempatkan di Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tugas mereka adalah membantu percepatan penanganan kemiskinan melalui verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Verifikasi dan validasi DTKS dilakukan menggunakan aplikasi Social Affair Geographic Information System (SAGIS), di mana setiap penerima bantuan sosial yang diverifikasi dan validasi dapat dikonfirmasi lokasi dan kondisi rumahnya serta pemanfaatan bantuan sosial yang telah diterima. 

“Kami berupaya menyelesaikan permasalahan sosial melalui team based project,” kata Daffa, dalam rilis yang dikirimkan ke Redaksi Eduwara, Selasa (04/01/2022). 

Rizqi mengatakan team based project merupakan proyek sosial yang dilaksanakan melalui pemetaan masalah sosial dan mengidentifikasi solusinya, untuk disusun dalam bentuk proposal. 

Selama bertugas di Lebatukan, tidak kurang dari 1.000 data penerima bantuan sosial telah berhasil diverifikasi dan divalidasi oleh Daffa dan Rizqi bersama tujuh mahasiswa lain, anggota Tim Pejuang Muda, yang ditempatkan di kecamatan lain di Kabupaten Lembata. 

Tugas tersebut mendapatkan hasil yang memuaskan sehingga membawa Kabupaten Lembata menjadi salah satu kabupaten yang berhasil mencapai peringkat yang tinggi dalam verifikasi dan validasi DTKS di Provinsi NTT.

Dari hasil pemetaan masalah melalui observasi, Daffa dan Rizqi bersama dengan Tim Pejuang Muda di Kabupaten Lembata memperoleh temuan bahwa permasalahan mendasar di wilayah tersebut adalah potensi alam yang melimpah namun belum dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat. 

Daffa menceritakan setidaknya terdapat tiga kecamatan yang memiliki permasalahan dan potensi yang cocok untuk dilakukan kegiatan pemberdayaan yaitu, Kecamatan Ile Ape dengan potensi jagung titi, Kecamatan Wulandoni dengan potensi kemiri serta Kecamatan Nagawutung dengan potensi rumput laut. 

Permasalahan tersebut diangkat oleh Pejuang Muda Kabupaten Lembata dengan cara mengusulkan proposal berjudul ‘Pemberdayaan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH dengan Metode Community Based Education dan Digital Marketing untuk Meningkatkan Nilai Perekonomian Masyarakat Kabupaten Lembata’ pada Kementerian Sosial sebagai lembaga yang menaungi Pejuang Muda. 

Literasi Keuangan

Daffa dan Rizqi juga mengadakan berbagai kegiatan untuk warga setempat. Satu di antaranya adalah kegiatan literasi keuangan di Desa Pada Kecamatan Lebatukan untuk siswa SD dan SMP. Keduanya menyampakan berbagai materi, seperti kegiatan belajar mengenal uang dan memahami arti menabung.

Tak hanya itu, Daffa dan Rizki juga memberikan pemahaman terkait dengan cita-cita dan berbagai hal tentang apa yang harus mereka persiapkan sejak dini. “Kemudian kami juga mengajak anak-anak membuat celengan dari botol minuman dan kardus untuk mereka mulai menabung,” kata Rizqi. 

Dafa dan Rizqi juga mengadakan kegiatan sosialisasi tentang dunia perkuliahan dan sumber-sumber informasi mengenai beasiswa. 

“Karena sasaran kita adalah para peserta PKH, kami mengupas pula terkait dengan KIP, sehingga hal ini menjadi salah satu langkah utama untuk memotivasi warga agar mau menguliahkan anaknya di perguruan tinggi” papar Daffa. 

Sosialisasi diadakan karena banyak masyarakat yang tidak memiliki niat untuk menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. 

Pejuang Muda merupakan program sinergi antara Kementerian SosialI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar berperan dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat. 

Program ini menggandeng 5.140 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang diterjunkan ke masyarakat untuk mengetahui permasalahan sosial dari dekat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. 

Pejuang Muda memiliki empat pilihan program, yaitu bidang bantuan sosial, pemberdayaan, lingkungan, serta fasilitas lingkungan. Di lokasi tugas, Pejuang Muda mengerjakan proyek-proyek penanganan kemiskinan dan masalah sosial yang didukung anggaran oleh Kementerian Sosial. 

Read Next