logo

Beasiswa

Ingin Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri? Ini Tips dari Dosen HI UB

Ingin Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri? Ini Tips dari Dosen HI UB
Erza Killian, dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas Brawijaya. (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Beasiswa10 Maret, 2022 23:24 WIB

Eduwara.com, MALANG — Dosen Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional Universitas Brawijaya, Pantri Muthriana Erza Killian, memberikan tips agar bisa berhasil mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri.

Menurut Erza, banyaknya akses beasiswa kuliah ke luar negeri membuat banyak pihak yang ingin mendapatkannya. "Tapi tentu hal ini harus dipersiapkan dengan baik," katanya, Kamis (10/3/2022).

Erza menyelesaikan kuliah Magister dan Doktor di luar negeri dengan akses beasiswa. Dia menyelesaikan kuliah Magister di International Economics & Finance, University of Queensland Australia. Sementara gelar Doktor dia dapat di Politics & International Studies, University of Leeds Inggris.

Agar aplikasi beasiswa kuliah ke luar negeri dapat diterima, dia memberikan tiga tips, yakni menentukan substansi subsidi, memilih negara dan kampus tujuan, dan memilih beasiswa.

Dalam menentukan substansi studi, Erza Killian menyarankan dua hal, yakni menentukan topik penelitian yang akan diambil dan menyusun daftar supervisor potensial terutama bagi yang melamar beasiswa untuk Doktor. Sementara untuk Magister, topik penelitian akan berguna saat penyusunan tesis.

"Untuk topik penelitian yang akan diambil ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu originality, feasibility dan community," ucapnya.

Untuk originality, Erza menyarankan topik penelitian yang diambil sebaiknya mempunyai kontribusi empiris atau teoritis atau bahkan keduanya. "Cari juga apakah ada elemen kebaruan dari topik penelitian yang diambil," paparnya.

Kemudian untuk aspek feasibility, Erza menilai penelitian yang akan dilakukan harus memperhatikan apakah penelitian tersebut bisa dikerjakan dalam durasi yang telah ditentukan. "Adakah data dan utamanya bisa diakses datanya. Dan tentu yang terakhir adalah soal pendanaan penelitian," tuturnya.

Kemudian aspek, community, Erza mengungkapkan pada aspek ini bisa memperhatikan komunitas peneliti siapa yang ingin diajak berdialog dan keahlian apa yang akan dibangun.

Sistem Pendidikan

Sedangkan dalam memilih negara dan kampus tujuan, Erza menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan, yakni sistem pendidikan, sistem pendukung, jaringan alumni, dan alasan pragmatis.

Untuk sistem pendidikan, Erza menganggap sebelum mendaftar beasiswa harus paham lebih dulu berapa lama durasi kuliahnya. "Seperti saya dulu saat Magister ada pilihan di Australia atau Inggris. Saya pilih Australia karena durasinya lebih lama karena dulu saya ingin studi lebih lama di luar negeri," tuturnya.

Ranking kampus yang akan dituju juga penting, termasuk sistem pembimbingan seperti apa harus diperhatikan.

Kemudian untuk support system atau sistem pendukung, Erza menyarankan pendaftar beasiswa juga memperhatikan bagaimana gaya hidup di negara yang dituju dan juga dukungan kampus untuk mahasiswa internasional.

Selanjutnya untuk jaringan alumni, menurut Erza, juga sangat penting. "Kekuatan alumninya seperti apa, kemudian prospek kerja sama ke depan termasuk jejaring keilmuannya," katanya.

Sementara untuk alasan pragmatis, Erza menyatakan ada tiga hal yang juga harus diperhatikan. Pertama, nilai TOEFL/IELTS, kemudian biaya hidup dan terakhir aksesibilitas di negara atau kampus tersebut.

Memilih beasiswa, kata Erza, ada empat hal yang harus diperhatikan, yakni fasilitas dari beasiswa yang didapat. "Pertama, pastikan beasiswanya full atau parsial. Apakah ada dana riset termasuk apakah dana tunjangan untuk keluarga," tuturnya.

Kedua, dalam memilih beasiswa, perhatikan syarat umum yang ditetapkan. Berapa syarat IPK, berapa juga nilai IELTS atau TOEFL yang diinginkan, termasuk kelengkapan administratif yang lain.

Ketiga, hak dan kewajiban penerima beasiswa. Beberapa beasiswa ada kewajiban tambahan, misal diminta untuk mengajar atau jika sudah lulus apakah harus langsung pulang ke Indonesia atau tidak.

Terakhir, jaringan alumni dalam memilih beasiswa juga penting. "Jaringan alumni ini akan mendukung kita selama studi termasuk ketika pasca studi jaringan alumni akan tetap berguna," paparnya.

Dari tiga hal ini, Erza menyarankan semuanya dilakukan bersamaan. Terkadang muncul pertanyaan, memilih kampusnya dulu atau memilih beasiswanya dulu.

"Pengalaman saya dilakukan secara bersamaan agar salah satunya tidak tertinggal saat kita harus mempersiapkan administrasinya," ucapnya.

Read Next