Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, MALANG — Muhammad Al Qadar Zain, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), berhasil meraih juara I kategori The Best Group Project di Istanbul Youth Summit (IYS) 2022 yang diselenggarakan Youth Break Boundaries (YBB), Februari lalu. Zain, sapaan akrabnya, mengangkat isu ketimpangan sosial akibat kebijakan publik di wilayah Indonesia Timur.
Zain menjelaskan bahwa projek yang dikaji bersama tim berasal dari kejadian-kejadian nyata di wilayah Indonesia Timur. Prasarana yang timpang serta kebijakan yang berbeda antar wilayah membuat daerah tertinggal kesusahan untuk mendapat akses pelayanan sosial dan kesehatan.
"Salah satu kasus yang pernah terjadi di wilayah Bima adalah kasus melahirkan di kapal. Jarak rumah sakit yang jauh dan tidak ada panggilan darurat, seperti 911, membuat seorang ibu melahirkan di kapal kecil ketika perjalanan menyeberangi pulau menuju rumah sakit terdekat," kata mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut, Rabu (2/3/2022).
Zain dan tim mengadakan webinar dan pembuatan aplikasi 911 di wilayah Indonesia Timur. Ada beberapa agenda webinar yang sudah dilaksanakan sebelum konferensi internasional di Turki berlangsung, mulai dari webinar penanganan kasus kekerasan sosial, pengembangan kualitas pendidikan, inovasi pelayanan publik, dan pengembangan harga pangan.
"Penyelenggaraan webinar ini mengambil tema-tema khusus yang masih menjadi permasalahan di wilayah Indonesia Timur. Pembicaranya pun kami ambil dari orang-orang yang kredibel di bidangnya, seperti Gresika Sylvana (Auditor Kementerian Keuangan RI), Andira Batara (Komite Anti Kekerasan Seksual Unhas), Gabriella Rosa Theofani (penerima beasiswa dari universitas Jepang), dan Budimansyah Nasution (aktivis teknologi pangan)," ungkap mahasiswa asal Bima tersebut.
Terkait raihan juara satu di Istanbul Youth Summit 2022, Zain sangat bersyukur. Perjalanannya untuk bisa sampai di konferensi internasional itu sangat berat. Hal ini terjadi karena ia harus membiayai kebutuhannya sendiri untuk pergi ke Turki.
"Saya mengambil banyak jadwal mengajar pramuka di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Malang. Saya juga kerja part time di beberapa kafe untuk membiayai keberangkatan serta kehidupan saya selama berada di Turki," katanya.
Dia menegaskan, raihan juara satu ini merupakan awal peningkatan kebijakan publik yang akan dialami oleh wilayah Indonesia Timur. Ke depan, ia berharap akan ada banyak perubahan positif bagi wilayah-wilayah yang tertinggal di Indonesia.
"Program yang akan kami jalankan tidak berhenti sampai gelaran Istanbul Youth summit 2022 saja, tetapi kami akan mengembangkan program lain seperti pembuatan aplikasi 911 di sana. Saya berharap agar ke depan, pemerintah dan masyarakat juga turut membantu terlaksananya berbagai program positif ini," ucapnya.