logo

Kampus

Karya Ilmiah Lewat Chat GPT Berpotensi Plagiarisme

Karya Ilmiah Lewat Chat GPT Berpotensi Plagiarisme
Suasana University Leaders' Forum dengan tema 'The Innovation Challenge and The Pandemic Legacy', Kamis (16/3/2023), di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Kampus17 Maret, 2023 19:50 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sejumlah guru besar dan dosen dari perguruan tinggi mengatakan karya ilmiah yang didasarkan pada aplikasi Generative Pre-Trained Transformer atau Chat GPT berpeluang atau berpotensi mengandung plagiarisme.

Dosen Fakultas Hukum UGM, Dina W Kariodimedjo mengatakan Chat GPT merupakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang bisa membantu mahasiswa dalam menyusun penulisan karya ilmiah seperti makalah, skripsi hingga tesis.

"Penggunaan chatbot pintar ini sedikit banyak bisa digunakan. Namun begitu, penggunaan data dari robot percakapan ini berpotensi melahirkan plagiarisme dan melanggar etika akademik," kata Dina W Kariodimedjo, Jumat (17/3/2023).

Menurut Dina, data yang diambil dari chat GPT banyak meng-copy karya orang lain dan tidak seluruh jawabannya akurat. Dirinya menyarankan kampus melarang penggunaan aplikasi ini karena membawa dampak negatif dalam pembelajaran.

"Kegiatan penulisan ilmiah, penggunaan data dari teknologi AI sebaiknya tidak digunakan oleh para dosen dan mahasiswa untuk degree dan mencari nilai. Namun begitu, aplikasi ini bisa digunakan untuk mencari bahan penelitian di awal," lanjutnya.

Data yang diambil dari AI besar kemungkinan terdeteksi plagiat karena teknologi mencomot data dari berbagai sumber tanpa menyebutkan sumber datanya.

Sementara unsur plagiarisme itu menyangkut pengambilan atau penggunaan pemikiran, tulisan, invensi atau ide kepunyaan orang lain. Dalam plagiarism, termasuk ide dan pemikiran, tidak hanya karya dan invensi.

"Sebenarnya plagiarisme itu termasuk ide, pemikiran dan referensi milik orang lain di mana diakui sebagai miliknya (penulis)," katanya.

Sesuai dengan aturan Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi disebutkan bahwa plagiarisme merupakan kegiatan yang sengaja atau tidak sengaja untuk menilai dari sebuah karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya atau karya ilmiah pihak lain.

"Universitas dan semua pemangku kepentingan meningkatkan kesadaran dan menjunjung tinggi etika, khususnya menghindari plagiarisme menggunakan AI," jelasnya.

Menjawab Pertanyaan Dasar

Saat University Leaders' Forum dengan tema 'The Innovation Challenge and The Pandemic Legacy', Kamis (16/3/2023), di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Director of The Catedra UAM-ADIC In Computational Linguistics, Universidad Autonoma de Madrid, Professor Antonio Moreno Sandoval meminta dosen dan juga profesor mengajarkan mahasiswanya untuk tidak bergantung kepada ChatGPT.

"Setelah pandemi, Chat GPT sudah menjadi tantangan tersendiri bagi para akademisi. Maka kita sebagai dosen harus mengingatkan mahasiswa agar lebih bijak dalam menggunakan teknologi ini," paparnya.

Lebih lanjut Antonio mengatakan bahwa Chat GPT didesain hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan dasar yang masih harus dibuktikan lagi kebenarannya. Kalangan akademisi, menurutnya, harusnya lebih kritis dan harus mengecek fakta yang sebenarnya.

Founder and CEO Brain Corp, Romi Satria Wahono, mengatakan menggunakan teknologi AI untuk penulisan riset sebenarnya bisa membantu kegiatan riset di tahap paling awal saja, seperti mencari masalah penelitian hingga topik yang kira-kira bisa ditulis.

"AI merupakan mesin yang mampu melakukan tugas-tugas yang memerlukan kecerdasan manusia dalam mempelajari beragam metode dengan mekanisme algoritma sehingga bisa membuat mesin robot itu mengerjakan tugas yang seharusnya manusia yang mengerjakan," katanya.

Soal aplikasi Chat GPT, Romi menjelaskan bahwa teknologi memiliki batasan kapabilitas. Untuk menjawab pertanyaan dari para pengguna aplikasi ini, aplikasi ini menggunakan data dari Wikipedia, Common Crawl, Reddit dengan 1,7 miliar token, WebText 45 juta dokumen dan 18,6 miliar token, Books Corpus dengan 74 ribu dokumen dan 800 juta token. 

Selanjutnya, Chat GPT juga mengambil data berita yang diambil dari 680 juta token terdiri dari berbagai sumber seperti CNN, BBC, dan Reuters, dan data dari situs Books dengan 570 juta token dan data buku yang terdiri dari buku-buku gratis yang tersedia di Project Gutenberg.

Read Next