logo

Vokasi

Kemendikbudristek Terbitkan 113 SK Pembukaan Prodi Sarjana Terapan Vokasi

Kemendikbudristek Terbitkan 113 SK Pembukaan Prodi Sarjana Terapan Vokasi
Sosialisasi Program Competitive Fund Vokasi 2022, di Tangerang, Kamis (21/4). (Kemendikbudristek)
Bunga NurSY, Vokasi22 April, 2022 09:34 WIB

Eduwara.com, TANGERANG—Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerbitkan 113 Surat Keputusan Izin Pembukaan Program Studi Sarjana Terapan yang merupakan transformasi dari program studi diploma tiga (D3).

Penerbitan itu diumumkan pada Sosialisasi Program Competitive Fund Vokasi 2022, di Tangerang, Kamis (21/4/2022).

Penyerahan SK dilakukan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Wikan Sakarinto, kepada enam perwakilan perguruan tinggi, yaitu Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Enjinering Indorama, Politeknik Meta Industri, dan Universitas Kristen Indonesia.  Adapun, perguruan tinggi lain berpartisipasi langsung secara daring. 

Dari 113 kampus, 45 di antaranya merupakan penerima bantuan Competitive Fund (CF) Vokasi 2021. Dalam kesempatan ini, juga diserahkan satu Surat Keputusan Izin Pembukaan Program Diploma Dua Jalur Cepat.

Wikan menjelaskan, transformasi D3 menjadi Sarjana Terapan (S.Tr), dilakukan masing-masing perguruan tinggi bersama industri dengan skema Link and Match yang komprehensif, sejalan dengan semangat Kampus Merdeka.

Diharapkan, penyerahan SK ini turut mendorong peningkatan mutu dunia pendidikan tinggi vokasi agar makin terpadu dengan dunia industri dan usaha. 

Upgrading D3 menjadi S.Tr bukan sekadar menambah satu tahun masa studi, namun menghadirkan prodi sarjana terapan yang kurikulumnya disusun bersama industri dan dunia kerja, program magang industri yang dirancang bersama industri, serta pembelajarannya makin menguatkan aspek soft skills,hingga karakter lulusan yang lebih siap memasuki dunia kerja,” tutur Wikan.

Sampai saat ini, jumlah usulan upgrading prodi D3 menjadi Sarjana Terapan masih terus bertambah dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia.  Apabila ke depannya ingin melanjutkan studi, para sarjana terapan bisa melanjutkan ke prodi S2 Terapan, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri. 

“Artinya, semakin banyak perguruan tinggi yang berminat meningkatkan D3 menjadi S.Tr. Sarjana Terapan adalah setara dengan S1 dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yaitu level 6. S.Tr didesain menerapkan minimal 60 persen praktek, sisanya teori,” ujar Wikan. 

Competitive Fund Vokasi

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutannya mengaku bangga atas peluncuran Competitive Fund Vokasi 2022. “Ini merupakan kelanjutan Competitive Fund Vokasi 2021,” tutur Nadiem.

Sebelumnya, 2021 lalu, Program Competitive Fund Vokasi telah berhasil membantu 232 program studi pada 167 perguruan tinggi, dengan total nilai sebesar Rp114 miliar, memberi manfaat kepada setidaknya 6.000 mahasiswa dan 2.000 dosen, serta melibatkan 344 mitra industri dan 64 mitra SMK. 

Melanjutkan keberhasilan capaian 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi kembali meluncurkan Program Competitive Fund Vokasi Tahun Anggaran 2022. Pada 2021, CF Vokasi hanya berfokus pada program penyiapannya. Tahun ini, CF Vokasi memberikan kesempatan bagi penerima manfaat program yang telah memiliki SK untuk mengimplementasikan program kegiatannya dengan menggunakan bantuan ini.

Pada 2022, terdapat dua fokus utama program Competitive Fund Vokasi, yaitu Program Penyiapan dan Program Penguatan. Transformasi Program Studi Diploma Tiga menjadi program sarjana terapan merupakan skema pertama yang ditawarkan dalam Program Penyiapan. 

Skema lainnya adalah Program Pembukaan Diploma Dua Jalur Cepat.  Dana bantuan CF Vokasi 2022 dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan lokakarya, diskusi terpumpun, dan kegiatan peningkatan kompetensi SDM tidak bergelar, seperti: pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan magang industri.

Pelibatan mitra industri dan dunia kerja, lanjut Nadiem, menghasilkan 464 kerja sama link and match pada aspek penyelarasan kurikulum, pemagangan mahasiswa, praktisi mengajar, serta penyerapan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri. 

“Kolaborasi link and match yang menyeluruh, bukan hanya sekadar hitam di atas putih inilah, yang benar-benar kita butuhkan untuk membantu para pelajar vokasi kita mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja,” jelas Nadiem.

Read Next