logo

Sekolah Kita

Kemendikbudristek Tunjuk 150 SMA Jalankan Diversifikasi Kurikulum

Kemendikbudristek Tunjuk 150 SMA Jalankan Diversifikasi Kurikulum
Tim Ahli Penjamin Mutu Pendidikan Direktorat SMA Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek, yang juga guru SMAN 1 Sewon Bantul, Suyudi Suhartono mengatakan ada 150 SMA di 34 provinsi yang menjalankan program diversifikasi kurikulum. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Sekolah Kita28 Februari, 2022 20:19 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebanyak 150 SMA di 34 provinsi ditunjuk Direktorat Sekolah Menengah Atas (SMA) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam program Diversifikasi Kurikulum. Ini sebagai upaya memberi keterampilan kerja bagi siswa SMA yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Pemaparan program ini disampaikan oleh salah satu Tim Ahli Penjamin Mutu Pendidikan Direktorat SMA Suyudi Suhartono saat ditemui Eduwara.com di SMAN 1 Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (26/2/2022).

"Dari seluruh lulusan SMA, hanya sekitar 20 persen saja yang melanjutkan kuliah. Sebanyak 80 persen tidak kuliah. Mereka inilah yang menjadi fokus dari program ini," kata Suyudi.

Suyudi menjelaskan, secara harfiah, pengertian diversifikasi kurikulum adalah penyusunan kurikulum di daerah atau sekolah dengan cara menjabarkan, memperkaya, memperdalam, menambah, memperluas, dan memodifikasi kurikulum sesuai keragaman karakteristik daerah.

"Dalam artian, siswa mendapatkan pembelajaran tambahan mengenai keterampilan, khususnya dunia kerja, sehingga mereka memiliki pengalaman dan siap bekerja seperti lulusan SMK," kata guru matematika ini.

Sebagai contoh, Suyudi mengatakan di Tangerang, siswa SMA di sana juga belajar tentang dunia konveksi yang memang banyak tersebar di Tangerang. Siswa belajar mengolah bahan hingga materi penjualan.

Sekolah, dalam program ini, diberi kebebasan untuk memilih keterampilan apa yang akan diajarkan ke anak didiknya namun disesuaikan dengan potensi daerah seperti pertanian, peternakan, perikanan, maupun lainnya.

Pengajaran materi ini bisa disampaikan ke siswa lewat kokurikuler, intrakurikuler, maupun ekstrakurikuler. Semuanya diserahkan ke sekolah untuk memilih.

"Program ini akan terus dijalankan. Saat ini, hanya 150 sekolah karena ini yang bisa dipantau oleh tim. Untuk 500 kabupaten, kita belum menjangkaunya. Di beberapa provinsi, ada satu-dua sekolah yang ditunjuk menjalankan program ini," terangnya.

Suyudi mengatakan bagi sekolah yang sukses menjalankan program ini dan layak menjadi best practice, akan dibuatkan modul untuk kemudian disebar ke semua sekolah.

Saat ini berbagai pelatihan yang bisa diajarkan ke siswa dalam program diversifikasi kurikulum bisa dilihat di laman 'Gerbang Kurikulum' Direktorat SMA Kemendikbudristek.

Read Next