logo

Kampus

Kemenpora Libatkan PT dalam Kebijakan Pembangunan Pemuda

Kemenpora Libatkan PT dalam Kebijakan Pembangunan Pemuda
Menpora Zainudin Amali dan Rektor UGM Panut Mulyono melakukan penandatanganan kerjasama penelitian bidang kepemudaan, Jumat (25/3/2022). Kemenpora melibatkan berbagai PT untuk meneliti tentang merosotnya kebugaran pemuda. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Kampus25 Maret, 2022 17:58 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam desain pembangunan kepemudaan nasional menggandeng perguruan tinggi dalam hal penelitian, analisis dan rekomendasi ke pemerintah.

Kerjasama pertama dilakukan dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) Yogyakarta, Jumat (25/3/2022).

Dihadiri langsung Menpora Zainudin Amali, penandatanganan kerjasama dilakukan dengan Rektor UGM Panut Mulyono.

"Dari hasil penelitian, tingkat kebugaran masyarakat kita rendah. Penelitian tahun lalu di Jawa Tengah, dari 2.000 pelajar sekolah menengah atas, hanya lima orang yang dinyatakan bugar," katanya.

Baginya, jika kondisi ini dibiarkan maka para pemuda dalam konteks bonus demografi akan menjadi beban. Dipastikan rendahnya tingkat kebugaran fisik tidak akan menghasilkan prestasi apa-apa dan mereka hanya menjadi beban.

Karena itulah, penelitian mengenai apa yang harus dilakukan dalam membangun kepemudaan harus segera dilakukan, agar kebijakan penting bisa segera dilakukan. Ini sesuai dengan desain besar olahraga nasional yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021.

Data tingkat kebugaran ini juga didukung capaian nilai Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia yang pada 2020 mencapai 51,00 atau turun sebesar 1,67 poin dari tahun 2019. Padahal target nilai IPP Indonesia pada tahun 2024 sebesar 57,67.

"Rendahnya tingkat kebugaran, menghadirkan kekhawatiran mereka tidak bisa mengisi pasar kerja yang tersedia karena fisiknya," tegasnya.

Hal ini tentu saja juga berpengaruh pada perguruan tinggi, di mana para pemuda ini nantinya saat menjadi mahasiswa akan kedodoran dalam mengikuti perkuliahan yang membutuhkan energi dan konsentrasi besar.

“Selama ini ada yang salah dalam sistem kesehatan kita. Dulu di sekolah SD-SMP ada senam kebugaran, tapi sekarang tidak ada. Gerakan semacam inilah yang akan kita dorong dengan melibatkan perguruan tinggi untuk meneliti dan memberikan rekomendasi," paparnya.

Melalui kajian kepemudaan dan pelatihan serta pemberdayaan yang dilakukan bersama dengan perguruan tinggi, terutama UGM, bisa mendorong pemuda yang jumlahnya 25 persen dari total penduduk Indonesia lebih kreatif, inovatif, mandiri, memiliki daya saing dan kemampuan berwirausaha.

Rektor UGM Panut Mulyono menyambut baik kerja sama pendidikan, penelitian serta pemberdayaan kepemudaan dan olahraga. Panut menginginkan kerjasama ini akan mendorong kegiatan kepemudaan dan mendorong capaian prestasi olahraga di tingkat internasional.

"Olahraga tidak lagi menjadi sarana menjaga kesehatan dan kebugaran saja. Namun olahraga menjadi alat diplomasi untuk bersaing dengan yang lain," katanya.

Read Next