logo

Kampus

Ketidaktahuan Konsep 'Isi Piringku', Penyebab Stunting di Indonesia

Ketidaktahuan Konsep 'Isi Piringku', Penyebab Stunting di Indonesia
Dosen Prodi TP UWM Yogyakarta, Dyah Titin Laswati. (EDUWARA/Dok. UWM Yogyakarta)
Setyono, Kampus10 Februari, 2023 20:11 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Dyah Titin Laswati, menyoroti masih tingginya angka penurunan stunting yang sudah ditargetkan pemerintah. Ketidaktahuan konsep 'Isi Piringku' dalam konsumsi harian menjadi salah satu penyebab.

Data Kementerian Kesehatan menyatakan tahun ini menargetkan prevalensi stunting di angka 17 persen, setelah di tahun sebelumnya di angka 22 persen. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting pada 2024 atau tahun depan di bawah angka 14 persen.

"Peristiwa kematian akibat gizi buruk maupun gizi lebih mengakibatkan munculnya berbagai penyakit tidak menular (penyakit degeneratif) seperti stunting, jantung, diabetes, tekanan darah tinggi dan sebagainya di Indonesia," kata Dyah Titin Laswati, Jumat (10/2/2023).

Menurut Dyah, kondisi tingginya angka penyakit tidak menular ini merupakan akibat banyaknya ketidaktahuan tentang pola makan yang beragam bergizi seimbang dan aman serta konsep "Isi Piringku" dalam pola konsumsi harian.

Konsep 'Isi Piringku', yang mengacu pada pedoman gizi seimbang (Dietary Guidelines) di negara maju ditetapkan sebagai sebagai pedoman makan dan beraktivitas sehat untuk masyarakat. Di Indonesia, melalui pemerintah, merekomendasikan pesan gizi seimbang.

"Gizi seimbang yaitu konsumsi harian pangan yang beragam dan bergizi. Artinya, terdapat lebih dari satu macam jenis pangan dalam piring sekali makan sehingga dapat memenuhi komponen gizi secara lengkap," jelas Dyah.

Pangan mengandung komponen-komponen yang cukup secara kuantitas, cukup secara kualitas, dan mengandung berbagai zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh juga perlu diperhatikan.

Dengan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, memperhatikan prinsip keanekaragaman, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan (BB) ideal maka kesehatan yang optimal bisa dicapai. 

"Satu hal yang juga penting yakni aspek keamanannya. Suatu produk pangan yang aman harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi. Keamanan dari setiap makanan yang dikonsumsi perlu diperhatikan agar terhindar dari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan suatu produk pangan," tuturnya.

Dyah meyakini bila pola ini diterapkan, maka hal tersebut dapat mencegah stunting sejak dini bagi remaja putri calon ibu, pencetak generasi Z yang akan datang serta SDM saat ini lebih produktif.

Read Next