logo

Kampus

Kisah Mahasiswa UMM Jalani Puasa Ramadan di Thailand

 Kisah Mahasiswa UMM Jalani Puasa Ramadan di Thailand
Ahda, mahasiswa UMM yang sedang menjalani program pertukaran pelajar Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) 2022 di Thailand. (UMM)
Fathul Muin, Kampus25 April, 2022 15:10 WIB

Eduwara.com, MALANG—Menghabiskan Ramadan di negara minoritas muslim merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi Ahda Mutiari Hifdhi, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang menjalani program pertukaran pelajar Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) 2022 di Thailand.

Dia menceritakan, mayoritas masyarakat Thailand adalah penganut Budha. Hanya minoritas kecil masyarakat yang menganut agama selain Budha, termasuk agama Islam.

"Saya berada di daerah Hat Yai yang memiliki populasi pemeluk Islam lumayan banyak, namun bulan Ramadan tetap tidak terasa seperti di Indonesia," katanya, Senin (25/4/2022).

Menemukan masjid juga sangat susah di daerah tersebut.  Oleh karenanya, untuk salat tarawih biasanya dirinya dan teman muslim melakukannya di kamar masing-masing.

"Untuk waktu azan dan imsak, kami mengandalkan pemberitahuan dari smartphone," ujar mahasiswa program pertukaran pelajar di Prince of Songkla University Hat Yai Campus tersebut.

Meski tidak bisa melaksanakan ibadah Ramadan seperti di Indonesia, anak pertama dari dua bersaudara itu mengatakan bahwa toleransi antar agama di Thailand sangat baik.

Di sekitar tempat tinggalnya, dia bisa menemukan banyak makanan halal. Ada satu momen unik yang Ahda alami ketika akan membeli makanan, yaitu penjual yang dengan jujur mengatakan bahwa makanannya haram dikonsumsi oleh muslim.

"Waktu itu, saya dan teman sedang memesan makanan di salah satu rumah makan. Namun sang pemilik dengan baik hati mengingatkan kami bahwa makanan yang mereka jual mengandung bahan yang haram bagi muslim. Di situ saya sangat merasa berterima kasih dan takjub karena sang penjual rela kehilangan pembeli demi mengingatkan kami," kenang Ahda.

Sebelumnya, Ahda mendatangi salah satu festival yang bertepatan Ramadan, yakni Festival Songkran. Meski bukan festival Ramadan, namun dia dan kawan-kawannya merasa senang karena banyak makanan yang bisa dicoba serta suasana yang ramai. 

"Jadi festival itu sebenarnya untuk memperingati tahun baru Thailand. Saya dan teman-teman juga menyempatkan berbuka puasa di agenda tersebut," ucapnya.

Dia merindukan makanan-makanan Indonesia, terutama menu takjil yang gampang ditemui di jalan-jalan Indonesia. Untuk mengobati rasa rindunya, dia sering pergi ke pasar untuk mencari jajanan khas Thailand yang mirip dengan takjil Indonesia.

"Untuk berbuka puasa, saya suka beli Thai tea atau mango sticky rice karena rasanya manis. Lalu untuk makan beratnya, saya suka sup daging kuah tom yum bening pakai nasi atau kalau lagi bosan saya beli pad thai atau clear noodle soup. Meskipun begitu, saya sangat rindu makanan Indonesia. Saya sampai membuat list makanan dan minuman yang akan saya makan ketika pulang, seperti kolak, nasi padang, dan bakso," ujar mahasiswa asal Purwokerto ini.

Selain rindu makanan Indonesia, mahasiswa teknik industri UMM ini juga sangat merindukan keluarganya di Indonesia. Oleh karenanya dia sering berbagi foto makanan dan minuman apa yang ia konsumsi kepada keluarga.

Read Next