logo

Kampus

Lewat Kampus Mengajar, Mahasiswa Tiga Kampus Yogyakarta Bawa SD di Bangka Berprestasi

Lewat Kampus Mengajar, Mahasiswa Tiga Kampus Yogyakarta Bawa SD di Bangka Berprestasi
Anak-anak SDN 8 Puding Besar Kabupaten Bangka berlatih tari dengan giat, dengan bimbingan para mahasiswa dari tiga universitas di Yogyakarta yang tengah melaksanakan Program Kampus Mengajar di sekolah setempat. (EDUWARA/Dok. Pribadi)
Setyono, Kampus09 Mei, 2022 16:52 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Lewat program 'Kampus Mengajar' mahasiswa dari tiga universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil mengantarkan SDN 8 Puding Besar di Kabupaten Bangka meraih prestasi membanggakan.

Lewat tari kreasi sendiri, SDN 8 Puding Besar mewakili Kecamatan Puding Besar berkompetisi di tingkat Kabupaten Bangka.

Para mahasiswa dari tiga universitas tersebut adalah M Shafly F dan Rizqi Amalia dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Ade Annisa, Rizma Zuhriana, Mutiara Kasih dan Nabila Amalia dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, serta Riza Rianti dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta.

"Kami berada satu tim dalam program Kampus Mengajar dan ditugaskan membantu serta mengajar di SDN Puding Besar. Awalnya kami hanya membantu tugas-tugas administrasi saja," kata Rizqi Amalia mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni UNY mewakili teman-temannya, Senin (9/5/2022).

Kemudian pada akhir masa penugasan, sekolah meminta dilakukan pelatihan tari bagi siswa untuk berlaga dalam 'Festival Lomba Seni Siswa Nasional SD' tingkat kecamatan.

Sebagai mahasiswa tari, Rizqi mendapat tugas menjadi koreografer dan menciptakan tarian dalam waktu seminggu, sebelum perlombaan dimulai.

"Hambatan terbesar yang dihadapi adalah susahnya menemukan anak-anak yang memiliki bakat alami menari karena terpencilnya lokasi sekolah. Bahkan anak-anak yang akhirnya terpilih malah sama sekali belum pernah menari. Mereka juga tidak tahu tari tradisional daerahnya," terang Rizqi.

Ketidaktahuan anak didik terhadap seni, menurut Rizqi, adalah dampak tidak adanya ruang untuk belajar seni daerah di desa tersebut. 

Tiga Kali Sehari

Selama seminggu penuh, Rizqi dibantu teman-temannya intens mengajar anak-anak menari tiga kali sehari, pagi, siang dan malam hari. Mereka rela menginap di sekolah untuk lebih awal menyiapkan latihan.

"Mesti berlatih tiga kali sehari, seperti minum obat. Anak-anak yang berpartisipasi sangat bersemangat dan tidak pernah mengeluh sedikitpun. Setiap gerakan dipelajari dengan sungguh-sungguh. Saya harus berpikir kreatif agar anak-anak tersebut dapat membawakan tarian yang diberikan dengan baik," katanya

Untuk memudahkan pelatihan, Rizqi memberikan latihan kelenturan tubuh dan mengajarkan gerakan-gerakan dasar yang sering muncul dalam tarian Melayu. Kemudian Rizqi fokus mentransfer gerakan kepada anak-anak sampai tariannya selesai.

"Terakhir latihan difokuskan untuk menghafal gerakan serta menyesuaikan ekspresi, suasana, dan mengompakkan gerakan kelompok. Sedangkan lomba diselenggarakan di SDN 5 Puding Besar yang berada di desa Labu, berjarak 20 menit dari SDN 8 Puding Besar," lanjutnya.

Saat perlombaan, Rizqi meminta anak didiknya fokus menari dan tidak usah berpikir prestasi. Karena ketekunan dan kerja kerasnya, SDN 8 Puding Besar mendapatkan juara 1 di cabang lomba seni tari.

Kepala Sekolah SDN 8 Puding Besar, Nuriman memberikan apresiasi atas kerja keras ini. Menurutnya, ini adalah prestasi yang pertama kali diraih dalam dalam sejarah SDN 8 Puding Besar dan terpilih mewakili  kecamatan maju di tingkat kabupaten untuk Festival Lomba Seni Siswa Nasional.

Read Next