Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO--Yayasan Kepedulian untuk Anak (Kakak) bersama empat komunitas anak muda Solo Raya menandatangani Deklarasi Semai Damai, Sabtu (18/12/2021), di Taman Balekambang, Solo, dalam acara Pentas Budaya Semai Damai.
Pembacaan dan penandatanganan deklarasi ini dilakukan oleh perwakilan komunitas anak muda Solo Raya yaitu Peace Gen Solo, komunitas pemuda Hindu (Peradah), komunitas pemuda peduli permainan tradisional budaya Jawa (Anak Bawang), dan Pemuda Penggerak.
Selain perwakilan komunitas, penandatanganan juga dilakukan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat (PPPAPM) Kota Solo, Sri Wardhani. Puluhan penonton acara juga turut menandatangani papan Deklarasi Semai Damai yang disediakan penyelenggara.
Isi deklarasi itu di antaranya mereka akan berperan aktif untuk terlibat dalam upaya mengatasi kesulitan di masyarakat saat pandemi. Mengedepankan kebersamaan dan kolaborasi antar lintas agama dan kuktural. Meningkatkan ketahanan diri terhadap pengaruh dan propaganda pihak yang mempromosikan kebencian. Mengembangkan narasi perdamaian baik di platform dunia nyata maupun maya.
Sementara itu, pentas budaya siang itu menampilkan beberapa pertunjukan yaitu angklung Solo, pencak silat Perisai Diri, tari Gambyong Retnakusuma, musikalisasi puisi, dan stand up comedy. Dalam acara itu juga digelar talk show yang menjadi ajang diskusi anak muda terkait isu perdamaian dan toleransi.
Menurut Project Manager Search From Common Ground Jakarta, Anis Hamim, kolaborasi dalam keanekaragaman diperlukan di tengah pandemi seperti ini.
"Acara ini mengingatkan kami suka duka di tengah pandemi. Solidaritas sangat dibutuhkan. Pemuda juga diharapkan menjadi penggerak dan pemersatu karena masih mempunyai energi yang full dan belum terkontaminasi kepentingan diri," ujar dia ketika diwawancarai Eduwara.com di sela-sela acara.
Direktur Yayasan Kakak, Shoim Sahriyati, menuturkan acara itu mempertemukan banyak komunitas anak muda dengan latar belakang yang berbeda. Forum itu juga untuk berbagi pandangan dan pengalaman anak muda terkait isu perdamaian yang dihubungkan dengan situasi pandemi.
"Pandemi ini mengakibatkan banyak kesulitan. Bagaimana di tengah kesulitan ini anak muda hadir menjadi salah satu penyokong pemulihan di masa pandemi. Kuncinya adalah kolaborasi," tutur dia.
Di sisi lain, Koordinator event, Afiq Putra Pradana, menjelaskan Semai Damai menjadi salah satu gebrakan awal mengenalkan gerakan tersebut kepada seluruh anak muda Solo Raya.
"Sebenarnya banyak komunitas anak muda yang fokus di isu perdamaian dan toleransi. Jadi acara ini menjadi media penjalin hubungan antar komunitas," ucap dia.
Perwakilan Komunitas Peradah, Dewa, berharap acara ini bisa dilaksanakan rutin dan merangkul anak muda di luar Solo. Menurut dia, Gerakan Semai Damai perlu merangkul orang tua, tidak hanya anak muda saja. Dewa berpesan anak muda dalam bekerja sama tidak boleh membeda-bedakan suku, ras, dan agama. (K. Setia Widodo)