logo

Kampus

Mantan Ketua PWM Jatim pada Kajian Ramadan UMM: Berintegritas Ciri Takwa

Mantan Ketua PWM Jatim pada Kajian Ramadan UMM: Berintegritas Ciri Takwa
Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim periode 2010-2015, Thohir Luth (kiri) bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan, pada kajian menyambut Ramadan UMM, Sabtu (2/4/202). (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus04 April, 2022 20:32 WIB

Eduwara.com, MALANG — Ciri orang muttaqin atau orang bertakwa, yakni sosok pribadi yang berintegritas yang mumpuni, baik secara pribadi maupun integritas sosial.

Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim periode 2010-2015, Thohir Luth, mengatakan hal itu dalam kajian menyambut Ramadan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (2/4/202).

"Muttaqin juga merupakan orang-orang yang memiliki kesalehan, baik secara individual serta sosial. Maka sebagai manusia, kita membutuhkan kekuatan yang dapat membantu dan menginspirasi. Satu di antaranya yakni kekuatan spiritual hablum minallah seperti berpuasa," tambahnya.

Thohi, mengungkapkan, dalam kitab-kitab klasik Islam maupun kontemporer telah disebutkan nama-nama lain dari puasa serta tujuannya. Secara umum simpulan yang bisa diambil yakni menjadi seorang muttaqin sebagaimana yang tertera di surat Albaqarah ayat 183. Seorang muttaqin ialah mereka yang memiliki integritas yang mumpuni, baik secara pribadi maupun integritas sosial.

Imam Ghazali dalam kitabnya menyebutkan bahwa kata "shiyam" lebih berkaitan dengan menahan diri atas persoalan diri yang berhubungan dengan material. Sementara kata "shoum" yang hanya tertera di surat Maryam dimaknai pada menahan diri akan persoalan spiritual, yakni ingin serta selalu semakin dekat dengan Allah SWT.

Thohir juga mengajak para dosen dan karyawan UMM untuk menyambut Ramadan dengan sebaik-baiknya sehingga memunculkan kesan akhir untuk menjadi pribadi yang berintegritas, lebih banyak menampakkan keteladanan dalam kehidupan kapanpun dan dimanapun kita berada. 

"Dalam sirah nabawiyah, kita dapat melihat bahwa suksesnya syiar Islam yang dibawa Rasulullah bukan karena banyaknya ucapan di atas mimbar. Namun lebih kepada keteladanan yang selalu ditampakkan hingga mampu mencairkan mereka untuk memeluk agama Islam. Sekali lagi, semoga Ramadan kali ini bisa menjadikan kita manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa," tegasnya.

Rektor UMM, Fauzan, menjelaskan Ramadan selalu datang pada setiap tahun. Namun, tidak semua orang dapat memenuhi datangnya bulan suci tersebut. Ada yang terhalang faktor usia dan kematian.

Adapula alasan kedua yang lebih berbahaya, yakni kurangnya sensitivitas akan esensi Ramadan yang dimiliki. "Maka, kajian tarhib ini menjadi salah satu upaya untuk menghidupkan rasa tersebut agar Ramadan kali ini dapat diisi dengan hal-hal baik dan bermanfaat," tambahnya.

Selama Ramadan, para karyawan dan dosen Kampus Putih (UMM) akan senantiasa diajak untuk mengidentifikasi diri melalui kegiatan yang bernuansa spiritual. Fauzan juga berpesan untuk menjalankan ibadah puasa yang sebenar-benarnya, bukan hanya menahan lapar dan haus semata. 

Read Next