Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA – Tingkat kesuburan tanah sangat memengaruhi hasil dari tanaman yang ditanam. Hal inilah yang membuat tiga siswa SD IBA Palembang merancang Alat Pendeteksi Sederhana Kesuburan Tanah yang dilombakan dalam Dancow Kreasi Anak Indonesia (DKAI) 2021 dan meraih juara pertama kategori Sekolah Dasar (SD) kelas 5-6 untuk Pilar Iptek.
Tiga siswa tersebut adalah Zaira Alhusna Fertiani, Nadifa Kamila Khairunnisa, Aurora Khirania Azhar. Mereka merasa terpanggil untuk merancang alat sederhana ini untuk membantu para petani dalam mengenali mana tanah yang subur dan mana yang kurang subur dan tidak subur.
Diungkap Zaira, penciptaan alat ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesuburan tanah yang dapat dimanfaatkan petani untuk bercocok tanam agar menghasilkan tanaman yang berkualitas baik.
“Dalam bidang pertanian tanah ini penting tetapi masih banyak petani yang tidak memperhatikan tingkat kesuburan tanah. Oleh karena itu, kami buat alat sederhana untuk mengetahui kadar kesuburan tanah,” papar Zaira dalam Webinar Pengumuman Pemenang Dancow Kreasi Anak Indonesia, Kamis (9/12/2021) di Jakarta.
Sebagai sekolah peraih Adiwiyata, SD IBA Palembang memiliki komitmen dan perhatian khusus untuk lingkungan. “Kami bertiga suka bercocok tanam, kemudian terpikir untuk membuat alat sederhana ini. Alat ini bisa mendeteksi apakah tanah subur atau tidak. Kami tentunya berharap alat ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan di seluruh Indonesia,” tutur Zaira.
Dipaparkan Khiran, Zaira dan Nadifa, tanah yang subur adalah tanah yang terdapat mikroorganisme tanah, tekstur yang lempung, tingkat pH yang netral, memiliki warna yang gelap. Sedangkan tanah yang tidak subur adalah tanah yang tidak terdapat mikroorganisme, pH terlalu asam dan basa, tekstur yang keras, memiliki warna yang pucat.
Dalam unggahan di kanal YouTube SD IBA Palembang pada, Jumat (10/12/2021) dipaparkan pembuatan alat yang terbilang sederhana ini, baik dari bahan-bahannya dan cara perakitannya. Diungkap Aurora Khirania Azhar, bahan-bahan yang dibutuhkan adalah lampu LED 3Volt, steker, baterai 9 Volt, kabel listrik. Kemudian pipa, gabus, tebo, selotip listrik, balon, tanah yang mengandung banyak humus, sedikit mengandung humus, tidak mengandung humus, dan pasir.
“Ini kemudian kami rangkai dan kami sambungkan satu sama lain. Setelah jadi, maka jika alat dimasukkan ke dalam tanah yang telah diambil contohnya ditempatkan di sebuah wadah. Kami masukkan alat ke pasir, tanah tidak mengandung humus, lampu tidak menyala. Sedangkan di tanah yang sedikit mengandung humus lampu menyala redup, untuk di tanah yang mengandung banyak humus lampunya menyala terang. Ini menandakan tanahnya subur,” beber Khiran.
Adanya alat ini diharapkan ketiga siswa SD IBA Palembang ini dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panennya sehingga hasil panen menjadi lebih maksimal.
Ajang DKAI pada tahun 2021 ini berbeda dari tahun sebelumnya, para inovator muda berbakat ini juga memiliki kesempatan untuk menjadi duta cilik perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk menginspirasi anak lain agar terus bersemangat mengasah potensi di bidang yang mereka minati.
Direktur Sekolah Dasar Kemdikbudristek Sri Wahyuningsih menuturkan, melalui upaya DKAI yang konsisten dipercaya bahwa anak-anak Indonesia akan terus belajar tentang nilai-nilai Pancasila, serta bersemangat dan terinspirasi untuk menjadi kreator dan inovator yang sangat penting dimiliki sebagai generasi penerus bangsa.
“Hal ini akan menentukan kualitas bangsa di masa depan dan menjadi pemuda dengan nilai-nilai Pancasila. Kami juga optimis rangkaian DKAI 2021 dapat mendorong lebih banyak bibit kreator dan inovator yang mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar,” pungkas Sri. (Bhakti Hariani)