logo

Sains

Mobil Listrik UGM Dikaryakan di Bandara YIA

Mobil Listrik UGM Dikaryakan di Bandara YIA
Penyerahan satu, dari tujuh unit, mobil listrik yang diberi nama 'GATe dilakukan Jumat (4/3/2022) di Balairung UGM. Kendaraan ini akan digunakan sebagai transportasi di YIA. (EDUWARA/Humas UGM)
Setyono, Sains04 Maret, 2022 23:57 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dari tujuh unit mobil yang akan dikembangkan oleh Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM), satu unit mobil listrik akan dikaryakan sebagai transportasi di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).

Penyerahan satu unit mobil yang diberi nama 'Gadjah Mada Airport Transporter Electric’ (GATe) dilaksanakan, Jumat (4/3/2022) di Balairung UGM oleh Rektor Panut Mulyono kepada General Manager PT Angkasa Pura I Agus Pandu Purnama.

"Dalam kerjasama ini, rencananya akan diproduksi tujuh unit GATe. Namun hari ini baru satu yang kami serahkan secara simbolis kepada PT AP I, selaku pengelola YIA," Ketua Tim Pengembangan GATe Muh Arif Wibisono.

Dikembangkan sejak 2019, mobil listrik GATe didesain sebagai kendaraan bandara berkecepatan rendah di bawah 25 km/jam dan berkapasitas empat sampai enam orang. Tenaga penggerak bersumber dari baterai lithium yang mampu bertahan enam sampai tujuh jam dengan jarak tempuh maksimal 70 Km.

Dalam pengembangan GATe, tim peneliti berupaya meningkatkan penggunaan komponen lokal, sesuai dengan Peraturan Presiden yang mengatur tentang penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Sebenarnya, hampir semua bisa kita produksi sendiri tapi masih dalam skala prototipe, sehingga butuh proses lagi untuk mencapai keandalan, untuk dipakai oleh konsumen. Saat ini sudah sekitar 50 - 60 persen," ucap Arif.

Ia menambahkan, tim peneliti akan terus melakukan pengembangan pada GATe hingga jumlah komponen yang bisa diproduksi meningkat.

Finalisasi

Prototipe GATe telah diuji di beberapa lokasi seperti lingkungan UGM, Bandara YIA, dan Candi Borobudur, yang dibarengi dengan pengukuran performa yang dibutuhkan.

"Sekarang kita masuk ke tahun ketiga untuk finalisasi. Ini sudah cukup matang. Tinggal mungkin ada beberapa perbaikan nantinya, sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen seperti apa," jelasnya.

Riset kendaraan listrik untuk kebutuhan khusus dilakukan melalui kerja sama LPDP dengan Direktorat Penelitian UGM. Fakultas Teknik UGM juga menerima bantuan Dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Angkasa Pura I untuk pembuatan dan pengembangan GATe.

Rektor Panut menyampaikan apresiasi kepada PT Angkasa Pura I dan berharap kendaraan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendukung pelayanan di bandara.

"Ini adalah suatu penghargaan bagi kami di UGM, dan juga sebagai pengujian untuk produk yang telah dibuat. Jika diperlukan, tentunya akan dilakukan perkembangan untuk perbaikan kualitas sehingga menjadi lebih baik," kata Panut.

Panut menambahkan, produk ini diharapkan dapat digunakan tidak hanya di YIA tetapi juga di berbagai bandara di Indonesia, sebagai alternatif bagi kendaraan transportasi bandara yang diimpor dari berbagai negara.

"Tentu kami berhadap bandara di Indonesia akan memanfaatkan mobil listrik buatan kita sendiri," ucapnya.

Read Next