logo

Kampus

Modal Bahasa Asing dan Percaya Diri, Dua Mahasiswa UMM Kejar Beasiswa IISMA

Modal Bahasa Asing dan Percaya Diri, Dua Mahasiswa UMM Kejar Beasiswa IISMA
Widad Saniyya (kiri) dan Afiya Dianar Najla, mahasiswa UMM awardee program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dari Kemendikbudristek. (EDUWARA/UMM)
Fathul Muin, Kampus05 Januari, 2022 23:56 WIB

Eduwara.com, MALANG — Menjadi awardee program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tidaklah mudah. Butuh perjuangan dan persiapan yang matang untuk meraihnya.

Usaha dan perjuangan yang keras itulah yang dialami Widad Saniyya dan Afiya Dianar Najla, dua dari 11 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berhasil lolos pada program pertukaran pelajar tersebut. 

Keduanya tidak pernah membayangkan bakal berhasil dan bisa mengenyam pendidikan semester tujuh di kampus luar negeri yang bermitra dengan pemerintah Indonesia.

Afiya menegaskan, dirinya tidak pernah mengira bisa lolos seleksi IISMA karena singkatnya waktu pendaftaran dan banyaknya berkas yang harus dipersiapkan.

"Lolosnya yang tidak pernah nyangka, karena waktu itu proses pendaftarannya sangat singkat. Ditambah saya kan belum ada sertifikat Bahasa. Jadi itu yang paling bikin bingung," jelas mahasiswa Psikologi ini, Rabu (5/1/2022).

Pernyataan senada disampaikan Widad. Dia juga tidak menyangka bisa berhasil menjadi awardee program ini. Bahkan mahasiswa Ilmu Hukum ini tidak pernah berpikir untuk mendaftarkan diri pada program IISMA.

"Sama seperti Afiya, aku juga gak pernah mengira kalau akan lolos karena aku baru pulang dari Italia untuk program Erasmus. Inginnya ya mengerjakan skripsi, terus wisuda dan lulus," imbuh mahasiswi asal Tangerang Selatan tersebut.

Selain cerita proses sertifikasi bahasa, dua mahasiswa ini juga mengobrol banyak terkait perjuangan menulis esai untuk melamar program pertukaran pelajar ini. Menurut mereka, menulis esai bukanlah perkara mudah karena penulis harus mengenali diri dan tahu tujuan sebenarnya mengapa mengikuti program tersebut.

"Butuh waktu seminggu untuk meyakinkan diri terkait motivasi. Apakah cuma kepengen-kepengen saja atau benar-benar mau belajar. Untungnya, esai pada program ini tinggal menjawab pertanyaan saja. Jadi tidak begitu bingung cari topik," kata Afiya.

Program IISMA juga memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memilih kampus sendiri. Mahasiswa dapat menyesuaikan kebutuhannya dan dapat mengukur kemampuan sekaligus kesiapannya sendiri.

"Di IISMA kita diberi kesempatan memilih kampus sendiri, jadi bisa lebih nyaman menyesuaikan berdasarkan kebutuhan kita," papar Widad.

Afiya mendorong mahasiswa lain untuk segera memulai belajar bahasa asing. Utamanya bahasa Inggris yang kini menjadi penting, tidak hanya saat mendaftar tapi juga saat mengenyam perkuliahan di luar negeri.

Mereka juga ingin agar semua mahasiswa yakin dan percaya pada diri sendiri. Sesulit apapun persyaratan program beasiswa, pasti ada jalannya selama terus semangat dan tidak menyerah.

"Ketika kamu sudah mulai meragukan diri sendiri, itu sebenarnya adalah penghambat terbesar yang dihadapi. Jangan merasa ragu karena lebih baik gagal karena sudah mencoba daripada gagal tanpa mencoba sama sekali," ujar Widad yang didukung Afiya. 

 

Read Next