logo

Vokasi

Pacu Kesiapan Siswa Masuki Industri, SMK Mbali Terapkan 5R

Pacu Kesiapan Siswa Masuki Industri, SMK Mbali Terapkan 5R
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Bambanglipuro (Mbali), Bantul (Eduwara/Setyono)
Setyono, Vokasi10 Desember, 2021 16:14 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebagai bentuk penguatan program pendidikan dan kesiapan siswa masuk dalam dunia industri, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Bambanglipuro (Mbali), Bantul, menerapkan program 5R dalam segala aspek di lingkungan sekolah serta penambahan jurusan dalam pengembangan potensi lokal. 

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMK Mbali, Muhammad Mukhlas Fathoni program 5R ini menjadi bagian dari program pintar bersama Daihatsu untuk jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif  , dimana siswa diajak secara langsung merasakan kultur dunia industri.

Dia berharap dari program ini, siswa yang mendapatkan ilmu, kompetensi dan skill di sekolah secara bersamaan menerapkan kultur industri yang diringkas dalam 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin.

"Program ini kami dapatkan tahun ini. Penerapan 5R ini sangat terasa sekali dari mulai skala kecil. Salah satunya seperti penanda arah bukaan pintu dan jalur keluar masuk. 5R tidak hanya untuk siswa, namun guru dan seluruh warga sekolah wajib," lanjutnya, Jumat (10/12/2021).

Dia menambahkan, SMK Mbali sebenarnya sudah lama dipilih PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai tempat uji kompetensi. Program jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK itu sudah mengimplementasikan kurikulum teknik sepeda motor Honda.

Maka dari itu, diharapkan ketika memasuki dunia industri, siswa lulusan SMK Mbali tidak kagok dan segera bisa beradaptasi dengan kultur industri yang nyata.

Selain dua jurusan yang menjadi andalan itu, sekolah yang memiliki 900 siswa dan 88 guru ini juga memiliki tiga jurusan lainnya yaitu Rekayasa Perangkat Lunak, Multimedia, dan Agrobisnis dan Pengolahan Hasil Panen.

Agrobisnis

Khusus untuk jurusan agrobisnis, Fathoni menjelaskan, kompetensi yang dikembangkan sesuai dengan program 'Merdeka Belajar' yang digagas Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Di jurusan ini siswa diajarkan tentang sistem pengelolaan hasil panen pertanian guna mendapatkan nilai tambah ekonomi atau yang lebih dikenal dengan food entrepreneur/food processing, bukan sekadar mengenai seluk dunia pertanian.

"Ini sesuai dengan kebijakan kementerian yang mengharapkan sekolah kejuruan memiliki satu jurusan yang mampu meningkatkan potensi lokal. Saat ini kita sudah bekerja sama dengan petani pisang di Kecamatan Bambanglipuro," ujarnya.

Dari petani pisang bernama Lasiyo, siswa kemudian belajar bagaimana pisang-pisang diolah menjadi produk lanjutan yang menaikan nilai ekonominya, salah satunya menjadi tepung pisang.

Tidak hanya itu sebagai upaya meningkatkan kompetensi para pengajar. Pada medio September – November lalu, SMK Mbali mengirimkan lima guru untuk mengikuti program Kemendikbud Ristek bertajuk Upskilling dan Reskilling Guru SMK.

Program ini dirancang dengan tujuan menghadirkan kurikulum SMK yang baru yakni lebih sederhana dan sesuai dengan kebutuhan industri. Program Upskilling adalah program untuk meningkatkan kemampuan guru, sedangkan Reskilling adalah pelatihan kemampuan baru bagi para guru SMK.

"Kami menginginkan pasca-mengikuti program ini, guru SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro dapat meningkatkan kemampuan guru sesuai dengan standar Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja [DUDIKA] dan mengimbaskan ke guru yang lain," ucapnya.

Read Next